60DTK, Gorontalo – Menolak Kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina, Aliansi Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Gorontalo (AMPRG) Gelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Gorontalo, Kamis (16/7/2020).
Untuk mencairakan suasana demo, Wakil Gubernur Gorontalo, Idris Rahim menjelaskan maksud kedatangan TKA. Ia mengatakan, pemerintah provinsi sudah memberikan syarat-syarat kepada pihak PLTU Perdana sebagai penanggung jawab.
“Menyangkut TKA yang akan datang, saya sudah meminta ke pihak Gorontalo Listrik Perdana selaku pengembang PLTU Sulbagut I harus ada persyaratan yang ketat. Mereka harus di swab atau rapid test untuk mencegah Covid-19. Harus ada data yang jelas berapa jumlah TKA yang dibutuhkan, termasuk spesifikasi dan keahliannya,” urai Idris di hadapan masa aksi.
Idris juga menegaskan, selain mempertimbangkan kasus Covid-19, pihaknya juga melihat dari sisi pertumbuhan ekonomi yang tersendat. Pasalnya menurut Idris, PLTU Sulbagut I dipacu penyelesaiannya hingga Desember 2020, karena pembangkit kapal terapung milik negara Turki yang ada di Amurang yang selama ini menyuplai kebutuhan listrik untuk Gorontalo dan Sulawesi Utara akan berakhir kontraknya pada Januari 2021.
“Jika PLTU ini tidak selesai, maka Gorontalo dan Sulawesi Utara akan mengalami lagi pemadaman bergilir. Ini pasti sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi kita. Sekarang saja ekonomi kita negatif 2,5 persen, jika sampai triwulan tiga masih tetap negatif, maka Indonesia akan mengalami resesi,” urainya lagi.
Pada kesempatan itu, Idris berjanji akan melibatkan Aliansi Mahasiswa, Pemuda dan Rakyat Gorontalo (AMPRG) menjadi tim untuk memberi edukasi dan sosialisasi terkait kedatangan TKA ke Gorontalo tersebut.
“Kita akan libatkan aliansi mahasiswa ikut bersama tim sosialisasi. Saya berharap dengan keterlibatan seluruh pihak, sisa pekerjaan yang 26 persen bisa selesai tepat waktu,” tutupnya. (adv)
Penulis: Hendra Usman