60DTK, Gorontalo: Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie mendorong Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Dikbudpora) untuk mewujudkan program satu kecamatan satu sekolah unggulan tingkat SMA/SMK. Menurutnya, hal itu penting agar kualitas pendidikan di Gorontalo bisa merata, dan tidak hanya menumpuk di perkotaan.
“Tolong, Pak Kadis, dirancang di setiap kecamatan ada sekolah yang jadi unggulan. Baik itu kualitas gurunya dan fasilitasnya, sama dengan sekolah unggulan di kota, agar tidak ada yang berebut masuk ke SMA 1 dan SMA 3 Kota Gorontalo (sekolah favorit),” ujar Rusli saat meresmikan gedung dan sarana prasarana di SMK Dungaliyo, Kabupaten Gorontalo, Selasa (12/01/2021).
Menurut Rusli, penumpukan siswa di perkotaan disebabkan kurang meratanya kualitas guru dan sarana prasarana di tiap kecamatan. Ia mengaku, setiap awal tahun pelajaran, Ia harus berurusan dengan orang tua siswa yang memaksa masuk ke SMA favorit, padahal sekarang sudah diatur dengan sistem rayonisasi (pembagian wilayah).
Baca juga: Rusli Siap Jadi Orang Pertama yang Divaksin Covid-19
“Contohnya SMA 1 Kota Gorontalo. Setiap penerimaan siswa baru, mereka itu paksa, bahkan ada yang datang ke rumah saya minta anaknya masuk di situ. Ada yang mengaku keluarga, tim sukses, dan lain-lain. Ini yang harus kita atur,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Dikbudpora Provinsi Gorontalo, Yosef P. Koton menjelaskan, pemerataan dan perluasan akses pendidikan SMA/SMK di Provinsi Gorontalo sudah jauh lebih baik. Hingga kini, tinggal tersisa sepuluh kecamatan di empat kabupaten yang belum memiliki sekolah tingkat SMA/SMK.
“Alhamdulillah, saat rapat pimpinan OPD, Bapak Gubernur memerintahkan saya untuk mengusulkan anggaran tambahan dan sudah saya usulkan ke Pak Sekda,” jelas Yosef.
Baca juga: Ini Dia Tanggapan Instansi-Instansi Soal Sosialisasi Vaksinasi Covid-19
Yosef menyebut, Provinsi Gorontalo masuk sepuluh besar daerah yang cukup baik mutu sarana dan prasarana SMK-nya. Meski begitu, jika mengacu pada laporan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) dengan delapan standar nasional pendidikan, Provinsi Gorontalo baru berada pada level lima.
“Data LPMP menyebutkan baru ada 20 dari 132 sekolah yang mencapai SNP, sisanya berada pada level SNP 1 sampai 4. Oleh karena itu, masih membutuhkan arahan dan perhatian yang lebih dari Bapak Gubernur,” imbuhnya.
Sebagai informasi, kehadiran Gubernur Gorontalo di SMK Dungaliyo adalah dalam rangka untuk meresmikan pekerjaan fisik SMK se-Gorontalo, tahun anggaran 2020. Diketahui, Gorontalo mendapatkan total dana alokasi khusus (DAK) dari pemerintah pusat sebesar Rp22,34 miliar.
Baca juga: Rusli Instruksikan Forkopimda Gelar Sosialisasi Masif Soal Vaksinasi Covid-19
Selain itu, ada juga pembiayaan melalui APBD sebesar Rp8,8 miliar, yang terdiri dari ruang praktik/display/laboratorium, pengadaan media pembelajaran/alat praktik, serta alat peraga. Dana tersebut belum termasuk untuk tingkat SMA dan SLB. (adv/rls)
Sumber: Humas Pemprov Gorontalo