60DTK, Gorontalo – Kepala BPS Provinsi Gorontalo, Mukhamad Mukhanif mengungkapkan dampak dari insiden di Pohuwato terkait pertambangan, yang mengakibatkan melambatnya perekonomian di daerah.
Pasalnya, semenjak kejadian tersebut, sumbangsi ekonomi masyarakat selain dari para petani, penggalian tambang mineral emas sepeti yang ada di Kabupaten Pohuwato ini juga sangat memengaruhi perekonomian di Gorontalo.
“Kalau emas itu kita dominan di penggaliannya, kita dominan dari sektor penggalian bukan di pertambangannya, seperti pertambangan yang ada di Pohuwato itu informasinya sudah eksplorasi, kalau sudah eksplorasi bisa masuk di hitungan PDRB kita,” ungkapnya, Senin (6/11/2023).
“Tetapi efek dari kejadian yang lalu hanya data eksplorasinya belum ada. Harapannya sih kalau memang eksplorasinya sudah jalan nanti akan meningkatkan di sektor pertambahan penggalian, karena pertambangan banyak itu mengungkit pertumbuhan ekonomi cukup tinggi biasanya,” tambahnya.
Hal ini pun dibuktikan dengan angka pertumbuhan ekonomi di Gorontalo pada triwulan 3, yakni 4,62 persen, dibandingkan PDRB tahun lalu. Angka ini masih di bawah nasional yang rata-ratanya 4,94 persen.
Meski begitu, Mukhamad Mukhanif mengatakan pertumbuhan ekonomi di Gorontalo sudah terhitung sangat baik, sehingga sangat diharapkan mampu menekan angka kemiskinan di daerah.
“Terbilang pertumbuhan yang besar atau yang lumayanlah. Seharusnya cukup berdampak kepada penurunan kemiskinan, tapi kami belum merilis. Kami baru melakukan survei di posisi September, nanti baru kami rilis penghitungan kemiskinannya di bulan Januari 2023,” tandasnya.
Pewarta: Hendra Usman