60DTK, Gorontalo – Penghentian siaran tv analog atau analog switch off (ASO) terus dilakukan. Sejak diterapkan pada 30 April lalu, kini ASO akan memasuki tahap kedua, dan direncanakan akan selesai pada 2 November 2020 mendatang di tahap ketiga.
Namun, Direktur Utama Surya Citra Media, Sutanto Hartono membeberkan, jika melihat kesiapan masyarakat dari semua lapisan secara keseluruhan, menurutnya masyarakat belum siap secara utuh.
“Kesiapan masyarakat secara keseluruhan untuk menerima siaran TV digital masih relatif rendah. Menurut data Nielsen akhir Mei 2022 di 11 kota, baru sekitar 16% dari masyarakat memiliki TV digital teresterial,” ungkap Sutanto.
Selain itu, berdasarkan data Nielsen pada akhir tahun 2021 dengan cakupannya seluruh wilayah urban rural Indonesia, ditemukan baru 7% dari seluruh penduduk RI yang menonton siaran TV digital teresterial.
“Apabila dilakukan ASO sesuai jadwal yang telah ditetapkan pemerintah, dikhawatirkan terjadi disrupsi yang tinggi dari kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan melalui platform televisi,” ucapnya.
Ia pun mengaku pihaknya mengusulkan kepada Kominfo agar pelaksanaan suntik mati TV analog sampai 2 November 2022 ini ditunda, dengan menyarankan beberapa hal.
Pertama, mempertimbangkan untuk penundaan ASO yang berakhir 2 November 2022 nanti. Di saat bersamaan, televisi menanyangkan beberapa episode “killer content” di masing-masing televisi, mulai ditayangkan hanya di siaran TV digital: FIFA World Cup, BWF, MotoGP, sinetron, variety show, talkshow, dan sebagainya.
Selanjutnya, meminta bantuan dari DPR dan pemerintah untuk menyediakan set top box (STB) gratis TV digital bagi rumah tangga miskin, mengingat pendapatan nett industri secara keseluruhan mengalami stagnasi selama tujuh tahun terakhir, dan kondisi industri pertelevisian masih belum pulih sepenuhnya pascapandemi covid-19, sehingga mengurangi beban industri.
Selain itu, penting juga untuk menciptakan industri televisi sehat yang diperlukan, karena makin terdesak dengan hadirnya berbagai platform over the top (OTT) global.Selain SCM, penyelenggara multipleksing seperti Viva Group, Media Group, MNC Group, dan Transmedia juga satu suara meminta penundaan pelaksanaan siaran TV digital.