60DTK – KOTA GORONTALO : Gubernur Gorontala Rusli Habibie, mengumpulkan para Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Provinsi Gorontalo untuk mengevaluasi dan mengkritik pemerintahannya. Pertemuan ini merupakan kali kedua, setelah sebelumnya menggelar dialog evaluasi terbuka 6 tahun 7 bulan kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur Idris Rahim.
“Selama kalian menyampaikan dengan santun, dengan bukti-bukti yang kongkrit pasti saya terima. Kalian teriak-teriak, merusak apalagi anarkis maka saya sebagai gubernur tidak menginginkan,” imbuh Gubernur Rusli saat membuka pertemuan di Rumah Makan Raja Tuna, Jumat malam (4/1/2018)
BACA JUGA : Peringatan Hari Patriotik Rusli Rencanakan Hadirkan Jokowi
Pada kesempatan itu, Gubernur Rusli Habibie meminta, mahasiswa sebagai penyambung aspirasi masyarakat, agar dapat menilai secara objektif dan memiliki kajian yang dalam terhadap berbagai persoalan di daerah. Hal ini di contohkan Gubernur pada 10 masalah tipikor yang sedang disuvervisi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kawal semua kasus tipikor yang ada baik di provinsi dan kabupaten/kota yang sekarang diproses oleh APH baik di polda maupun di kejaksaan. Kaji dari kacamata hukum bukan kacamata lain. Jangan mau kalian di tunggangi oleh oknum-oknum dan masalahnya digoreng-goreng dan menjadi bias,” ungkap Rusli
TONTON : Rusli Balas Nyinyiran GORR dengan Karya Nyata
Pada pertemuan tersebut perwakilan mahasiswa menyampaikan berbagai aspirasinya, salah satunya mengenai program beasiswa penyelesaian akhir studi dan beasiswa S2. Program tersebut diminta untuk ditingkatkan karena sejalan dengan salah satu program unggulan yakni pendidikan gratis.
Pada kesempatan itu juga, mahasiswa menyerahkan hasil rekomendasi Temu BEM ke-II yang digelar awal Desember 2018 kemarin. Rekomendasi berupa surat dan konsepsi “Pembangunan Berkelanjutan, Sebuah Cita-cita Bangsa” sebagai penjabaran tentang program Sustainable Development Goals (SDGs)