BMKG: Warga Gorontalo Harus Hati-hati terhadap Angin Kencang dan Pohon Tumbang

Ilustrasi BMKG by Goolge.com

60DTK – Gorontalo: Meskipun beberapa hari telah hujan, daerah Gorontalo belum sepenuhnya keluar dari musim kemarau. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Gorontalo, Iryanto Marmin, via whatsapp sore tadi, Kamis (3/10/2019).

Dalam konfirmasi whatsapp itu, Iryanto menegaskan bahwa musim kemarau yang menerpa daerah Gorontalo belum berakhir meskipun beberapa hari yang lalu terjadi hujan.

Bacaan Lainnya

“Kita masih berada di musim kemarau, hujan yang terjadi beberapa hari ini belum bisa dikategorikan bahwa sudah masuk musim penghujan. Di Gorontalo sendiri musim hujan akan terjadi pada dasarian ketiga di bulan Oktober 2019,” urainya melalui  chat whatsapp.

Iryanto juga menjelaskan, perpindahan musim kemarau ke musim penghujan ditandai dengan jumlah curah hujan dalam satu dasarian atau dalam 10 hari sudah mencapai 50mm dan diikuti dua hingga tiga dasarian berikutnya.

“Pada akhir musim kemarau dan memasuki musim penghujan akan ada peralihan musim yang biasanya disebut musim pancaroba. Pada keadaan ini biasanya akan terjadi curah hujan yang tinggi dan lebat secara tiba-tiba dalam waktu singkat,” ujar Iryanto Marmin.

Ia juga mengingatkan kepada warga Gorontalo untuk berhati-hati ketika memasuki musim pancaroba ini. Karena biasanya terjadi angin kencang bahkan puting beliung sehingga menyebabkan hujan keras beserta angin dan bisa berakibat pada pohon tumbang.

“Imbauan kepada warga agar mewaspadai hal-hal ini terjadi dan waspada terhadap banjir juga yang disebabkan oleh hujan deras, hindari berada di tepi sungai dan daerah yang sering dilanda banjir,” imbau Iryanto.

Senada dengan Iryanto, Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Gorontalo, Wahyu Guru I, mengatakan, musim kemarau belum sepenuhnya selesai, tapi ini merupakan proses pergantian musim kemarau ke musim pancaroba. Sehingga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan juga.

“Yang harus diperhatikan awan kumulonimbus, awan ini biasa muncul di awal-awal musim penghujan atau musim pancaroba. Awan-awan kumulonimbus  berpotensi terjadi angin puting beliung. Perlu di waspadai, jika awan kumulonimbus mulai berkumpul bukan hanya puting beliung terjadi, hujan lebat serta angin kencang juga dan bisa berdampak pada pohon tumbang,” kata Wahyu ketika dikonfirmasi melalui saluran telpon.

Wahyu juga mengimbau, agar warga Gorontalo tetap berhati-hati dalam aktivitasnya sehari-hari.

“Imbauan kami kepada masyarakat sekiranya melakukan pemangkasan terhadp pohon yang mulai rimbun karena bisa kena dampak dari angin puting beliung tadi atau angin kencang serta curah hujan lebat sehingga menyebabkan pohon tumbang,” imbuh Wahyu.

Penulis: Zulkifli M.

Pos terkait