Di Warung Makan Ini, Rp 500 Masih Berlaku

Ibu Martin Napu Saat Mempersiapkan Gorengan Untuk Dijual. ( Foto : 60dtk.com/Andi)

60DTK – KABUPATEN GORONTALO: Sekitar tahun 2000-an yang lalu, waktu masih duduk di bangku sekolah dasar pasti ingat seberapa berharga dan banyaknya uang Rp. 500. Dengan jumlah uang yang hampir tidak berharga di era modern saat ini, bisa digunakan untuk membeli makanan (nasi kuning) seharga Rp.300. sisanya bisa kita gunakan untuk membeli permen (gula-gula lemon) yang waktu itu harganya Rp. 100 untuk 10 biji permen.

Pertanyaannya sederhana, Zaman sekarang dikala 1 $ Dolar Amerika Serikat setara dengan Rp. 14.000, uang Rp. 500 itu masih berharga untuk masyarakat ekonomi lemah? Masih ada yang bisa di beli dengan jumlah uang yang tidak lagi dicetak itu?. Sungguh jaman telah merubah banyak hal dalam hidup ini.

BACA JUGA : Pemerintah Provinsi Gorontalo Tinggalkan 2018 Dengan Segudang Prestasi

Jawabannya, anda bisa datang saja di Rumah Makan Huyula yang berada di Desa Pone, Kecamatan Limboto Barat. Rumah makan yang masuk dalam jenis usaha mikro (kecil) milik pasangan suami istri Martin Napu (38) dan Abdul Mukti Ismail (45).

Rumah makan yang berdiri sejak 2013 itu menyediakan beberapa jenis makanan dan gorengan. Menariknya, saat banyak tempat yang menjual gorengan utamanya di perkotaan dengan harga rata-rata Rp. 1000/biji, rumah makan yang buka dari pukul  16:30 sampai 22:00 Wita itu menjualnya dengan harga Rp. 500.

“Untuk gorengan ini ada tahu isi, tempe, ba’wan, dan pisang goreng. Itu semua harganya Rp. 500”. Kata Martin Napu saat di wawancarai (6/1/2019).

Selain rasa masakannya yang sedap, harganya yang murah juga menjadi perhatian tersendiri untuk masyarakat setempat, bahkan masyarakat desa tetangga. Sehingganya, hampir setiap malam rumah makan ini ramai dikunjungi para pembeli.

“Tempat membeli dekat, gorengannya enak, terus harganya murah (500 rupiah). Kalau di rumah tidak ada ikan, kebanyakan saya membeli di situ (Rumah makan Huyula). Terus kami di rumah kan ada 6 orang, jadi kalau uang hanya Rp 3000, sudah bisa untuk membeli tahu atau Ba’wan”. Jelas salah satu pelanggan Rumah Makan Huyula Anico Pongoli (44) dari Desa Huidu saat wawancara

Beberapa orang yang memiliki Rumah Makan, tentunya memprioritaskan keuntungan. Jelas, tidak dapat di pungkiri bahwa tujuan dari pada seorang penjual untuk mendapatkan keuntungan. Bedanya, ada yang ingin mendapatkan keuntungan besar, ada pula yang tidak. Hanya saja Martin Napu lebih Mengutamakan pelanggan.

“Yang penting masih untung, walaupun hanya menjual dengan harga Rp. 500, jelas untungnya sedikit tapi jualan selalu habis. Alhamdulillah sampai hari ini, keuntungan berjualan bisa di gunakan menghidupi keluarga”. Lanjut Martin Napu.

Benar saja dengan harganya yang cukup murah itu, dalam sehari saja tahu yang habis terjual sebanyak 800 biji. Selain itu, pisang yang terjual bisa mencapai satu tandan.

“yang paling laku itu tahu dengan pisang goreng, apalagi kalau musim ujan. Paling banyak itu kalau tahu sampai 800 biji, pisang goreng dari satu tandan pisang”. Tutup Martin Napu saat di wawancarai. (tr)

Penulis : Andi S.

Editor : Leo Pateda

Pos terkait

Tinggalkan Balasan