60DTK, Gorontalo Utara – Melihat kondisi daerah Gorontalo Utara sementara musim penghujan, beberapa wilayah berpotensi tergenang banjir.
Tidak bisa di pungkiri, banjir yang sering terjadi di Kabupaten Gorontalo Utara ini, dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga ekosistem hutan. Gorontalo Utara dikenal dengan masyarakatnya banyak yang berprofesi sebagai petani, dan sampai dengan saat ini proses pembukaan lahan pertanian semakin banyak.

“Tutupan lahan di Kabupaten Gorontalo Utara ini sudah semakin kurang, dan itu juga diakibatkan dengan adanya program peningkatan produksi pertanian (Jagung) yang dilaksanakan oleh masyarakat,” ucap Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gorontalo Utara, Ilyas Lagarusu, Senin (19/04/2021).
Sebagai bentuk antisipasi dari pemerintah, untuk mencegah terjadinya musibah yang sering terjadi, dirinya meminta kepada masyarakat untuk bisa menerapkan sistem tanam Agroforestry.
Baca Juga: Rusaknya Ekosistem Hutan Berdampak Buruk Terhadap Lingkungan
“Untuk lahan pertanian yang diatas 45 Derajat, kita selingi dengan penanaman secara Agroforestry, dan penanaman tahunan,” Tegas Ilyas Lagarusu.
Menurutnya, Wanatani (Agroforestry) adalah sistem yang sangat baik untuk diterapkan. Sebab, sambung Ilyas, selain bermanfaat untuk lingkungan, sistem ini akan memberikan keuntungan kepada petani itu sendiri.
“Dengan metode Agroforestry, kita bisa memadukan antara tanaman pertanian dan juga untuk tanaman kehutanan, yang nantinya akan berdampak positif terhadap tidak hanya pada pendapatan saja, tapi juga pada lingkungan,” pungkasnya. (adv)