60DTK – Kabupaten Gorontalo: Membludaknya permintaan air bersih di setiap desa terdampak kekeringan akibat kemarau yang panjang, mengharuskan pelayanan distribusi air bersih yang intensif dilakukan oleh pihak Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) dalam hal ini Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) kabupaten Gorontalo.
Namun, kebutuhan air bersih yang tinggi tersebut tak diimbangi dengan armada penyuplai yang dimiliki oleh pihak Damkar.
Kepala Unit Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Gorontalo, Farid Taha membenarkan bahwa memang pada saat pendistribusian air bersih pihaknya terkendala dengan armada yang kurang.
“Kendala kami di lapangan kurangya armada, dan terlalu banyak warga membutuhkan air sementara kita tidak didukung oleh armada yang banyak juga,” ujarnya.
Sementara itu menurut paparan data yang dikatakan oleh Farid, ada sebanyak 39 desa yang kekurangan air bersih selama musim kemarau berlangsung dan harus dilayani untuk kebutuhan air bersih mereka.
“Dalam memenuhi kebutuhan air setiap desa kami bekerjasama dengan pihak PDAM, serta pasokan air lainnya bersumber dari Fire Hydrant System yang telah kami pasang, namun debit airnya berkurang serta berpengaruh pada suplai air di daerah terdampak kekeringan. Berkurangnya debit air tersebut karena musim kemarau yang tengah melanda wilayah Gorontalo ini,” ujar Farid Taha ketika dimintai informasi terkait penanganan pemerintah soal kekeringan yang melanda beberapa desa di Kabupaten Gorontalo.
Farid juga menambahkan, dalam penanganan permintaan suplai air bersih kepada setiap warga yang terdampak kekeringan merupakan upaya pemerintah untuk menangani bencana kekeringan yang melanda wilayah kabupaten Gorontalo.
“Selama 10 hari belakangan ini kami selalu memberikan suplai air bersih kepada setiap warga desa yang melapor karena kesulitan mendapatkan air bersih. Mereka yang telah menyurat melalui pemerintah desanya atau melalui pemerintah kecamatan yang akan kami layani. Khususnya desa yang terkena dampak kekeringan dan susah mendapatkan air bersih.
Penulis: Zulkifli M.