60DTK – KABGOR – Musim kemarau di Kabupaten Gorontalo (Kabgor) yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir berdampak menjadi gagal panen bagi para petani. Hal itu dirasakan langsung oleh para petani di Desa Pone, Kecamatan Limboto Barat, Kabgor.
Menurut salah satu petani, Tamrin Pilomonu, musim panas di Kabgor sendiri setidaknya sudah dimulai sejak musim tanam di Kecamatan Limboto Barat pada bulan April lalu.
Baca juga : Kasus Pembunuhan Mongolato, Satu Pelaku Berhasil Ditangkap Lagi
“Bulan April lalu masih ada hujan sedikit, dan waktu itu kami mulai menanam,” ujar Tamrin di sela – sela aktivitasnya meninjau kondisi sawah di di Desa Pone, Kecamatan Limboto Barat, Rabu (4/09/2019).
Ia pun menuturkan bahwa sejak musim kemarau tiba, debit air di saluran yang melewati puluhan hektare sawah di Kecamatan Limboto Barat tersebut belum mencukupi untuk mengairi sawah di sekitarnya.
“Bahkan kira – kira sejak dua bulan kemarin, air di saluran ini sudah sangat sedikit. Tidak cukup untuk mengairi sawah yang ada,” ungkap penggarap sawah itu sambil menunjuk saluran air.
Salah satu masyarakat Desa Pone ini juga menjelaskan, gagal panen kali ini berimbas pada kerugian petani yang mencapai jutaan rupiah. Dikatakan, setiap satu petak sawah membutuhkan modal sekurang – kurangnya dua juta rupiah.
“Saya menggarap empat pantango (petak), jadi modal dibutuhkan kurang lebih ada delapan juta rupiah. Mulai dari biaya menanam, beli pupuk, obat – obatan dan lain – lain,” tuturnya.
“Tapi kali ini karena gagal panen, paling banyak kalau tidak salah hanya dapat tujuh karung hasil panen. Belum lagi saya harus bagi hasil. Otomatis tidak ada yang dijual, hanya untuk makan,” lanjutnya dengan wajah sedih.
Kedepan, Ia berharap agar pemerintah daerah dapat membuat satu solusi bagi para petani di Kecamatan Limboto Barat guna meminimalisir gagal panen saat kemarau di waktu mendatang.
“Setidaknya air di saluran ini bisa mencukupi untuk mengairi sawah di sini,” pungkasnya.
Pewarta : Andrianto Sanga
Editor : Nikhen Mokoginta