Gorontalo Alami Deflasi -0,36 Persen di November 2021

Gorontalo Alami Deflasi -0,36 Persen di November 2021
Suasana High Level Meeting yang digelar oleh TPID Provinsi Gorontalo di Aula Kantor Perwakilan BI Gorontalo, Selasa (14/12/2021). Foto: Haris.

60DTK, Gorontalo – Provinsi Gorontalo mengalami deflasi sebesar -0,36 persen pada November 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Gorontalo mencatat, penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan ini senilai 106,14. Nilai itu lebih rendah dari IHK Oktober 2021 yang mencapai 106,52.

“Pada bulan November 2021 Gorontalo mengalami deflasi sebesar -0,36 persen. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan bulan Oktober 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,55 persen,” ungkap Wakil Gubernur Gorontalo Idris Rahim, Selasa (14/12/2021).

Bacaan Lainnya

BPS Gorontalo mencatat, komoditi penyumbang deflasi terbesar adalah cabai rawit sebesar 0,3075. Disusul oleh bawang merah sebesar 0,0842 dan angkutan udara 0,0743. Sedangkan komoditi penyumbang inflasi pada bulan November 2021 antara lain minyak goreng senilai 0,0436, ikan nike 0,0410, dan sewa rumah 0,0359.

Gorontalo Alami Deflasi -0,36 Persen di November 2021
Suasana High Level Meeting yang digelar oleh TPID Provinsi Gorontalo di Aula Kantor Perwakilan BI Gorontalo, Selasa (14/12/2021). Foto: Haris.

Idris menilai, kenaikan harga minyak goreng menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi pada November 2021. Data yang dihimpun oleh TPID Provinsi Gorontalo pada 13 Desember 2021, harga minyak goreng curah sebesar Rp17.300,00/kilogram, minyak goreng kemasan bermerek satu sebesar Rp19.800,00/kilogram, dan minyak goreng kemasan bermerek dua sebesar Rp19.350,00/kilogram.

Sementara itu, untuk harga cabai rawit berdasarkan pantauan PIHPS BI mulai beranjak naik. Jika pada November 2021 harga rata-rata cabai rawit sebesar Rp20 ribu/kilogram, pada 9 Desember 2021 meningkat menjadi Rp80 ribu/kilogram.

“Ini menjadi tugas kita bersama untuk menjaga kestabilan inflasi. Lakukan terus koordinasi, sinergitas, dan kolaborasi dalam menjaga ketersediaan stok, keterjangkauan harga, dan kelancaran distribusi utamanya jelang Natal 2021 dan tahun baru 2022,” tukas Idris. (ksm)

Pos terkait