Hari Pertama Ramadan, Warga Kota Gorontalo Ramaikan Tradisi Ketuk Sahur

Hari Pertama Ramadan, Warga Kota Gorontalo Ramaikan Tradisi Ketuk Sahur
Salah satu warga mengetuk pentungan yang terbuat dari bambu pada kegiatan ketuk sahur yang berlangsung di Kota Gorontalo, Minggu (3/04/2022). (Foto: Andi 60dtk)

60DTK.COM Masyarakat dari sejumlah Kelurahan di Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo meramaikan tradisi ketuk sahur dalam menyambut hari pertama Ramadan 1443 Hijriah, Minggu (3/04/2022). Diperkirakan, jumlah mereka mencapai ribuan orang.

Pantauan 60dtk.com, para warga yang terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua, mulai berkumpul di depan Rumah Dinas Gubernur Gorontalo sebelum pukul 00.00 WITA.

Bacaan Lainnya

Mereka mulai berjalan dan melewati beberapa kelurahan di wilayah Kota Gorontalo setelah dilepas oleh Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie sekitar pukul 00.35 WITA.

Sepanjang perjalanan, mereka begitu antusias memainkan beberapa macam alat musik, termasuk mengetuk pentungan yang menjadi ciri khas kegiatan ini, sambil menyanyikan lagu religi dan membangunkan warga yang sedang tertidur lelap di rumahnya agar bersiap-siap melaksanakan sahur.

“Ketuk sahur ini memang sudah menjadi tradisi masyarakat. Alhamdulillah tahun ini diadakan lagi, karena tahun lalu kalau saya tidak salah ingat itu tidak ada, karena covid-19,” kata salah satu warga, Sugiyanto Hatibi.

Menurut Sugiyanto, kegiatan ketuk sahur ini awalnya hanya dilakukan oleh warga Pabean. Namun, seiring berjalannya waktu dan sampai sekarang, banyak masyarakat dari kelurahan lain yang ikut bergabung menjadi simpatisan.

“Saya sendiri simpatisan dari Kampung Bugis, tapi datang dan turun sama-sama dengan warga lainnya. Mungkin juga di sini ada yang dari Talumolo,” ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie mengatakan bahwa kegiatan tersebut selama dua tahun terakhir tidak lagi dilaksanakan akibat pandemi covid-19.

Namun, karena saat ini kondisi penularannya mulai melandai, pihaknya memberikan kesempatan kepada warga untuk kembali menggelar ketuk sahur.

“Tradisi ini perlu kita pertahankan, karena mereka (masyarakat) merasa gembira menyambut bulan suci Ramadan,” tandasnya.

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait