60DTK – Opini : Dari total jumlah pemilih tetap (DPT) Provinsi Gorontalo sebanyak 812.201 orang, 51% diantaranya adalah pemilih milenial. Para milenial ini pun mendorong, di pemilu kali ini banyak wakilnya yang bisa duduk di parlemen daerah, dengan harapan para caleg milenial itu ketika terpilih, mampu melahirkan ide-ide lebih segar yang sesuai tuntutan zaman.
Ketua Generasi Milenial Gorontalo, Riyanto Ismail
Saat ini para politisi mulai keberadaan media sosial sebagai tempat berkumpulnya para milienial, dan menjadi lading pungut suara. Ryan menyebutkan, di Pemilu 2014 ada sekitar 18,3 juta pemilih pemula dari kalangan usia 17 dan 24 tahun.
Nah, untuk pemilu 2019, jumlah pemilih pemula berkisar 70 juta sampai 80 juta jiwa dari 193 juta pemilih. Di Gorontalo sendiri, pemilih milenial mendominasi pada angka 51% dari 812.201 pemilih. Tapi partisipasi bukan saja diukur dari pemberian suara saat pemilu, tapi keterlibatan milenial dalam politik itu sendiri (menjadi kontestan).
Generasi muda sering kali dianggap sebagai kelompok masyarakat yang paling tidak peduli dengan persoalan politik. Mereka juga dianggap kerap mengalami putus hubungan dengan komunitasnya, tidak berminat pada proses politik dan persoalan politik, serta memiliki tingkat kepercayaan rendah pada politisi serta sinis aterhadap berbagai lembaga politik dan pemerintahan (Pirie & Worcester, 1998; Haste & Hogan, 2006).
**
Pandangan itu dibenarkan dengan data jumlah generasi muda yang bergabung dalam partai politik yang relatif sedikit.Namun studi itu mulai terbantahkan. Bahkan di pemilu kali ini, khususnya di Provinsi Gorontalo, sedikitnya ada puluhan calon legislatif dari kalangan anak muda, bertarung merebut kursi ke DPRD kabupaten/kota maupun provinsi.
“mudah saja melacak keberadaan caleg milenial ini. Kebanyakan mereka kelahiran tahun 80 an, hinga 90 an. Kendati beda partai, tapi mereka punya visi dan idealisme yang sama dalam memperjuangkan aspirasi rakyat,”
Nah, sebagai bagian dari Generasi Milenial Gorontalo, sudah seharusnya mendorong para Caleg milenial itu, untuk bisa duduk di parlemen. Keberadaan mereka (caleg milenial) sangat penting untuk mengakomodir, aspirasi kaum muda.
“Saat ini banyak caleg yang mengaku berjuang untuk milenial. Tapi, mereka sendiri tidak paham apa sebenarnya yang dibutuhkan para milenial. Maka, untuk memperjuangkan kaum milenial, harus milenial itu sendiri,”
Caleg milenial diharapkan mampu membawa dinamika politik yang lebih sehat dan dinamis. Dan paling utama adalah rasional yang notabene menjadi keunggulan generasi ini.
Tahun 2019 merupakan momentum politik yang membutuhkan peran generasi milenial yang cakap media, tanggap, kreatif, dan advokatif.
Langkah-langkah strategis generasi milenial dalam mengisi pesta demokrasi dapat dilakukan dengan beragam cara, misalnya mendorong gerakan antigolput atau kampanye hashtag yang positif demi pemilu berkualitas. Dan yang pasti paham dengan revolusi industri 4.0. **
Berikut para Caleg Milenial yang diperoleh dari sejumlah sumber :
- Tomy Ishak (Gerindra)
- Hamzah Sidik Djibran (Golkar)
- Ghalieb Lahidjun (Golkar)
- Azwar Ruchban (Pan)
- Opan Kidamu (Golkar)
- Fachmi R Mopangga (Golkar)
- Ismail Abdul Kadir (Gerindra)
- Muhamad Kamal Dali (Golkar)
- Yowan Sukarna (Golkar)
- Sri Yowan Luntaya (Golkar)
- Novita Djafar (PPP)
- Meys Kiraman (PPP)
- Rustam Yusuf (Nasdem)
- Budiyanto Biya (Nasdem)
- Suleman Ajilahu (PKS)
- Fomi muda (PAN)
- Mohamad Taufik Dalu (Golkar)
- Marten Biki (Gerindra)
- Santi Pakaya (PDIP)
- Pedro Bau (Golkar)
- Paris Djafar (Nasdem)
- Wahyu Moridu (PDIP)
- Dita Anggriani Polapa (Golkar)
- Agusti M. Goma (Golkar)
- Ria Apriani Katili (Berkarya)
- David Tamu (Berkarya)
- Moh. Arif Novriasyah Biki (Golkar)
- Sunaryo Dulanimo (PDIP)
- Erwinsyah Ismail (Demokrat)
- Anton Abdullah (PDIP)
- Al Amin Uduwala (Golkar)
- Soni Samoe (Perindo)
- Usman Puluduyo (PKB)
- Irwan Dai (Golkar)
- Akbar Baderan (Golkar)
- Milan Amrullah (Gerindra)
- Sarjo Adarani (Gerindra)
- Dedi Hamzah (PDIP)
- Burhanudin Ismail (PKB)
- Rahmad Hasan (Gerindra)
- Santo Liputo (Golkar)
- Iksan Hiliwilo (Perindo)
- Budi makmur (Gerindra)
- Haris Hasan (Nasdem)
- Alyun Hippy (Nasdem)
- Fadli Hasan (PAN)
- Rais Nango (Perindo)
- Ronald Bidjuni (Gerindra)
- Muhamad Amin (Gerindra)
- Helmi Rasyid (PAN)