Ismail Sesalkan Aksi Unjukrasa Berujung Pembakaran Kantor Bupati Pohuwato

Ismail Sesalkan Aksi Unjukrasa Berujung Pembakaran Kantor Bupati Pohuwato
Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya. Foto: Isam.

60DTK, Gorontalo – Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya sangat menyesalkan adanya tindakan pembakaran kantor Bupati Pohuwato yang dilakukan oleh sekelompok orang saat aksi unjukrasa, Kamis (21/9/2023).

Menurut Ismail, tindakan ini tidak seharusnya dilakukan oleh massa aksi mengingat hanya akan akan merugikan masyarakat. Di samping itu, kantor pemerintahan tersebut juga dibangun dengan uang rakyat.

Bacaan Lainnya

“Saya terus terang saja menyesalkan adanya pengrusakan dan pembakaran yang dilakukan oleh massa. Sudah dilakukan upaya dialog oleh Pak Kapolda ternyata massa aksi tidak bersedia dan melakukan pengrusakan,” aku Ismail.

“Kantor ini adalah pusat layanan, pusat pemerintahan. Inilah yang menjadi penyesalan saya. Kantor bupati itu dibiayai melalui pajak daerah, retribusi daerah dan itu berasal dari uang masyarakat. Jadi kalau kita membakar berarti merugikan kita sendiri sebagai masyarakat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ia meminta seluruh warga Kabupaten Pohuwato khususnya di Kecamatan Marisa agar tidak terpengaruh dengan isu liar dalam situasi seperti ini. Ismail mengingatkan untuk berfikir tenang dengan tidak mengedepankan emosi.

“Dalam situasi seperti ini harus berpikir secara tenang, tidak mengutamakan emosi. Kami berharap mereka- mereka yang melakukan provokasi, pengrusakan dan pembakaran kantor Bupati untuk dilakukan langkah-langkah hukum,” tegasnya.

Seperti diketahui, pembakaran kantor Bupati Pohuwato merupakan buntut dari aksi unjukrasa yang dilakukan oleh sekolompok orang yang mengatasnaman diri Aliansi Majelis Permusyawaran Rakyat Pohuwato (MPRP) dan Aliansi Forum Persatuan Penambang Ahliwaris Pohuwato. Mereka menuntut tali asih tanah dari PT Pets selaku perusahaan tambang.

Selain membakar Kantor Bupati, fasilitas lain yang juga ikut dirusak yakni kantor DPRD, Rumah Dinas Bupati dan Kantor perusahaan tambang PT Pets. Sejauh ini, pemerintah belum menghitung total kerugian dari aksi anarkisme tersebut. (adv/and)

Pos terkait