60DTK, Gorontalo – Kanwil Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Gorontalo bersama Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo menyelenggarakan diseminasi terkait KFR dan laporan perekonomian provinsi (LPP). Kegiatan ini berlangsung di Aula Mohuyula Kanwil Ditjen, Selasa (11/04/2023).
Kepala Kanwil DJPb Provinsi Gorontalo, Adnan Wimbyarto dalam paparannya menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk sinergi antara pengelola fiskal dan moneter di daerah danu paya untuk mengoptimalkan pengetahuan atas informasi yang dimiliki.
“Sehingga diharapkan dapat lebih berkontribusi dalam policy design bagi stakeholder, utamanyap emerintah daerah di Gorontalo. Kemudian rekomendasi yang dapat kami berikan merupakank ontribusi untuk memperbaiki kualitas kinerja APBN dan APBD,” ungkapnya.
Perekonomian Gorontalo tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,04 persen (c-o-c) atau lebih rendah 1,27 persen poin dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional (5,31%).
Triwulan IV 2022 terhadap Triwulan IV 2021 tumbuh 3,98% (y-o-y) dan secara kuartalan tumbuh sebesar 0,07% (q-to-q). Pada Desember 2022 Kota Gorontalo mengalami inflasi (y-o-y) sebesar 5,15%, 0,68% (MtoM), dan 5,15% secara year to date.
Lebih lanjut Adnan menyampaikan, sektor unggulan 2022 adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang 36,02% terhadap PDRB, serta transportasi dan pergudangan menyumbang 5,59% terhadap PDRB.
Sementara itu, sektor potensial tidak terjadi perubahan dalam dua tahun terakhir (2021–2022),y ang menjadi sektor potensial adalah sektor informasi dan komunikasi menyumbang 3,62% dari PDRB, serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial menyumbang 3,89% dari PDRB.
Untuk menjaga stabilitas ekonomi, Adnan memberikan beberapa policy respons/rekomendasi, baik untuk pemerintah daerah maupun Pemerintah Pusat, antara lain:
1. Sinkronisasi rencana kerja pemerintah daerah( RKPD) dan RJPMD
2. Peningkatan industri pada sektor nonpertanian agar tidak mengandalkan sektor pertanian
3. Meningkatkan penerimaan perpajakan
4. Belanja Pemerintah Pusat perlu untuk terus didorong melalui akselerasi realisasi belanja K/L dan TKD
5. Perlu upaya lebih keras dari pemerintah daerah untuk menggali potensi penerimaan pendapatan dari berbagai sektor
6. Pengembangan UMKM
7. Perlu upaya lebih keras dari pemerintah daerah untuk menggali potensi penerimaan pendapatan dari berbagai sektor
Senada dengan hal tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo, Dian Nugraha menjelaskan kinerja pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan IV 2022 tumbuh sebesar 3,98% (y-o-y), melambat dari triwulan III 2022 yang tumbuh sebesar 4,09% (y-o-y).
Capaian pertumbuhan ekonomi Gorontalo masih lebih rendah dibanding dengan pertumbuhan ekonomi kawasan Sulampua sebesar 6,79% (y-o-y) dan nasional sebesar 5,01% (y-o-y). Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada 2022 sebesar 4,04% (yoy).
Dian menambahkan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada 2023 diperkirakan terakselerasi dari capaian pertumbuhan ekonomi yang positif pada tahun 2023.
Akselerasi perekonomian pada 2023 diperkirakan akan didorong oleh semakin membaiknya beberapa faktor positif dari sisi permintaan maupun sisi penawaran. Dari sisi permintaan, perekonomian 2023 diperkirakan didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Seiring dengan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2023, membaiknya konsumsi pemerintah sejalan dengan kenaikan pagu APBN, dan membaiknya kinerja investasi.
Sedangkan di sisi penawaran, perekonomian didorong oleh pemulihan pada LU utama yaituL U Pertanian, LU PBE, LU Konstruksi, dan LU Tansportasi dan Pergudangan.
“Pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inflasi yang terjaga di awal tahun 2022 memberikan sinyal positif prospek ekonomi di tahun 2022 sehingga meningkatkan keyakinan pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi Indonesia. Hal ini meningkatkan optimisme yang ada, sehingga perlu dijaga melalui sinergi yang baik antara Pemerintah Pusat, pemerintah daerah, fiskal, maupun moneter, guna mewujudkan ekonomi Gorontalo sejahtera dan merata,” tutupnya.
Pewarta: Hendra Usman