Keluh Kesah Masyarakat Terkait Kekeringan di Kabupaten Gorontalo

Sawah milik petani kelurahan Pilohayanga Barat, kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, yang mengalami kekeringan karena kurangnya suplai air. Senin, (2/9/2019). Foto: Zulkfili M.

60DTK – Gorontalo: Musim kemarau yang melanda sebagian wilayah di Gorontalo khususnya di kabupaten Gorontalo, menyebabkan beberapa warga kesulitan mendapatkan air bersih dan beberapa tanaman pertanian yang rusak karena kurangnya suplai air pada lahan pertaniannya.

Titin Nurhani (49) petani asal kelurahan Pilohayanga Barat, kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, mengeluhkan sawah  yang ia kelola beberapa bulan terakhir kurang mendapatkan suplai air akibat musim kemarau yang tengah melanda daerah Gorontalo.

Bacaan Lainnya

“Sudah mau dua bulan sawah yang saya kelola ini mengalami kekeringan, coba lihat pertumbuhannya tidak mengalami perkembangan seperti tumbuh padi pada biasanya,” ujar Titin sambil menunjukan area persawahannya yang mengalami kekeringan. Senin, (2/9/2019).

Tanaman mentimun yang rusak akibat kekeringan yang melanda daerah Pilohayanga Barat. Foto: Zulkifli M.

Titin juga menuturkan bukan hanya sawahnya yang mengalami dampak dari musim kemarau ini, beberapa tanaman pertanian yang dikelola oleh petani di desa itu juga merasakannya. “Di sebelah petak sawah yang saya kelola itu ada tanaman mentimun, sebagian buahnya rusak dan menguning.”

Sebenarnya menurut keterangan Titin, sawahnya bisa saja dapat aliran air, meskipun tidak banyak. Hanya saja beberapa irigasi yang mengalirkan air ke sawah-sawah belum bisa digunakan sepenuhnya karena masih dalam tahap perbaikan.

“Bendungan di atas masih ditutup karena irigasi-irigasi masih ada penggalian,” ujarnya.

Ia pun berpendapat bahwa penggalian irigasi dan ditutupnya bendungan bisa jadi pemicu lainnya, karena air-air yang harusnya mengaliri persawahan terhambat akibat pengerjaan tersebut.

Selain Titin Nurhani, Laila juga mengeluhkan hal yang sama dengan musim kemarau yang terjadi saat ini.

Laila (79) warga dusun V Polahua, kelurahan Bulota, kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, lebih memilih membuat sumur-sumur kecil di daerah aliran sungai yang mulai mengering. Alasan Laila karena dari bulan Juli kemarin sumur bor mereka mulai tak menyuplai air lagi.

“Dari bulan kemarin sulit air bagini (begini), dan sumur suntik yang torang (kami) buat sudah tidak bisa pake (pakai) lagi. Makanya memilih buat sumur kecil bagini,” ungkap Laila sambil membersihkan dedaunan yang menutupi air dari sumur kecil buatannya.

Laila (79) sedang membersihkan sumur-sumur kecil buatannya, untuk mencuci pakaian kotor miliknya. Foto: Zulkifli M.

Menurut Laila, bukan hanya keluarganya saja yang mengambil air di sumur buatannya ini, tapi beberapa warga juga turut serta mengambil air bersih di sini sebagai pemenuhan kebutuhan air di rumah mereka.

“Dorang (mereka) yang dari bawah juga itu sering ambil air di sini, biasanya kalau sudah sore banyak orang berkumpul di sini cuman hanya mau ambil air saja.”

Melalui penuturan Laila juga air yang mereka ambil dari sumur-sumur kecil buatan warga itu, airnya digunakan untuk keperluan sehari. “Air ini kami pakai untuk mandi, cuci kain, cuci piring, dan untuk minum.”

Ia juga mengharapkan musim kemarau ini segera berakhir, dan musim hujan segera tiba karena terlalu lama mereka menghadapi musim kemarau yang mengakibatkan kekeringan di beberapa dusun.

“Setidaknya kemarau ini cepat selesai, biar torang (kami) bisa ambil air lagi melalui sumur suntik buatan kami yang kemarin,” harap Laila diakhir wawancara.

Reporter & Penulis:

Zulkifli M.

Pos terkait