Mega Mokoginta Bawa Suara Perempuan di Ajang Duta Maritim Indonesia 2023

Mega Anastasya Diska Mokoginta, mahasiswi Universitas Negeri Gorontalo (UNG) yang mewakili Provinsi Sulawesi Utara dalam ajang nasional Duta Maritim Indonesia 2023 di Jakarta.

60DTK, Gorontalo – Mahasiswi Universitas Negeri Gorontao (UNG), Mega Anastasya Diska Mokoginta, berhasil membawa suara perempuan di ajang nasional Duta Maritim Indonesia 2023.

Sebelumnya, perempuan berdarah Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara ini telah melewati beberapa tahapan seleksi, hingga akhirnya terpilih menjadi Finalis Duta Maritim Indonesia, mewakili Provinsi Sulawesi Utara.

Bacaan Lainnya

Capaian ini merupakan sebuah prestasi luar biasa, karena dalam perjalanan seleksi tersebut, Mega melampaui 651 kandidat lainnya, hingga menjadi 1 dari 100 finalis yang diberangkatkan oleh

Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) ke Jakarta, pada tanggal 11 hingga 17 Agustus kemarin.

Dalam kesempatan besar itu, Mega pun membawa isu penguatan peran perempuan dalam sektor maritim. Menurutnya, hal ini penting dalam mendukung keberlanjutan dan kesuksesan sektor maritim di dunia modern saat ini.

“Saya juga membawa program kerja yang berarah kepada pemberdayaan perempuan pesisir, salah satunya yaitu pelatihan UMKM bagi pemberdayaan perempuan pesisir pantai untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian dalam upaya pengetasan kemiskinan,” ucap perempuan manis yang kini belajar di Fakultas MIPA UNG itu.

Berbagai pemikiran tersebut pun Ia bawa terus sepanjang melakukan rangkaian kegiatan Duta Maritim Indonesia, mulai saat berdiskusi dengan Menteri Pariwisata Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno, hingga ketika berkunjung ke Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia bersama finalis lainnya.

“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, angkatan kerja perempuan Indonesia berada pada angka 53 persen, angkatan kerja laki-laki mencapai angka 82 persen. Ini menunjukkan terjadi kesenjangan gender sekitar 19 persen. Oleh karena itu, inilah waktunya bagi kita untuk meningkatkan dan memperkuat partisipasi dan peran perempuan di tenaga kerja dan di berbagai sektor pembangunan lainnya, utamanya di sektor maritim,” ucap Mega.

Baginya, hal ini sejalan dengan prinsip ekofeminisme yang berbicara tentang peran perempuan dalam pelestaria lingkungan.

“Dengan populasi yang sangat tinggi, mendidik perempuan Indonesia untuk menjadi kader kemaritiman adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” lanjutnya.

“Duta Maritim menjadi salah satu fokus melihat realitas perempuan dari Sulawesi Utara dan Gorontalo belum terlalu diakui dalam sektor kemaritiman. Maka dari itu, melalui ajang Duta Maritim ini menjadi kesempatan saya untuk berdiri menyuarakan isu perekenomonian perempuan pesisir, dan kurangnya kontribusi perempuan dalam sektor kemaritiman karena budaya patriaki yang masih merajalelah di lingkungan saya,” tukas Mega mantap.

Pos terkait