60DTK – Gorontalo : Akhir-akhir ini, warga Gorontalo dihantui dengan teror panah wayer yang banyak memakan korban. Para pelaku yang berhasil ditangkap rata-rata berusia 13 – 20 tahun (masih kategori remaja).
Terkait hal itu, Anggota DPR RI Idah Syahidah mengimbau untuk menyikapi kasus panah wayar dengan bijak. Caranya dengan mendukung sepenuh hati kinerja aparat Kepolisiam dalam mengungkap kasus tersebut.
“Sebagai masyarakat, tindakan yang pertama yang bisa kita lakukan adalah mendukung sepenuh hati aparat Kepolisian dalam mengungkap kasus ini. Hanya Kepolisian yang berwenang dan memiliki keterampilan profesional menyelidiki dan mengungkap modus operasinya”, jelas Idah, Selasa (11/02/2020).
Idah yang juga selaku Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Gorontalo itu juga menyinggung tentang peran keluarga dalam mencegah maraknya kasus panah wayer. Menurut Idah, sebagai satuan terkecil masyarakat, keluarga memiliki peran aktif dalam melakukan usaha pencegahan (preventif) yang tentunya dalam kapasitas yang lebih kecil.
“Melihat para pelaku adalah anak-anak usia yang masih belia, maka kita patut waspada jangan-jangan putra putri kita bisa terpengaruh. Saatnya kita membangun komunikasi yang sehat dengan anak-anak, serta memahami jiwa dan masalah mereka”, tambah Anggota DPR RI itu.
Idah menambahkan, jika warga menemukan para pelaku teror panah wayer, hendaknya diserahkan ke pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Setelah proses hukum selesai, kita tidak boleh menghakimi anak-anak tersebut dengan label-label buruk yang lebih mendorong mereka semakin jauh dalam perilaku kejahatan. Kita dapat mengarahkan mereka untuk ikut program rehabilitas”, ungkap Idah.
Terkait dengan program rehabilitasi anak-anak yang bermasalah hukum, Idah menuturkan bahwa sejak tahun 2019 pihak Kepolisian bekerjasama dengan Yayasan Ummu Syahidah, termasuk membina anak-anak pelaku kejahatan panah wayer.
“Di sana mereka akan mendapat penanganan profesional agar tidak lagi terjebak dalam kriminalitas dan kasus hukum di masa depan. Anak-anak bermasalah tersebut dapat menemukan tujuan hidup”, turut Idah.
Dengan rehabilitasi tersebut Idah berharap, anak-anak yang bermasalah tersebut dapat kembali ke masyarakat dengan mentalitas yang positif. Serta mempunyai keterampilan untuk bekerja secara profesional. (rls)