60DTK-Gorontalo Utara: Sekretaris Daerah Gorontalo Utara, Ridwan Yasin optimis Pelabuhan Anggrek bisa seramai Tanjung Priuk. Bahkan menurutnya, Anggrek akan lebih ramai apabila rencana pemindahan ibu kota benar – benar terealisasi.
“Kalau pun rencana pemindahan ibu kota itu tidak jadi, Pelabuhan Anggrek ini akan tetap jadi pelabuhan terbesar di wilayah Indonesia timur,” tutur Ridwan saat diwawancarai usai pelaksanaan Konsultasi Publik Prastudi Kelayakan Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha Pelabuhan Anggrek di Hotel Grand Q Gorontalo, Rabu (13/11/2019).
Baca juga: Dibanding Bau – Bau, Kemenhub Lebih Prioritaskan Pelabuhan Anggrek Untuk Dikembangkan
Memang, rencana pengembangan Pelabuhan Anggrek sudah mulai digaungkan. Pasalnya, Pelabuhan Anggrek ini dipilih menjadi satu dari dua lokasi pilot project yang ditentukan pemerintah pusat untuk penggunaan sistem Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU).
Mantan Kepala Badan Kepegawaian Provinsi Gorontalo ini pun menerangkan, yang menguntungkan dari sistem KPBU ini adalah, karena merupakan program pemerintah pusat, maka seluruh anggaran untuk pembangunannya dibiayai dengan APBN.
Baca juga: Bahas Pengembangan Pelabuhan Anggrek, Pemprov Temui Kemenhub
“Ini program pemerintah pusat. Anggarannya dari pusat, sehingga tidak membebani APBD. Biayanya juga besar, sekitar 400 miliar,” ungkapnya.
“Makanya pemerintah di sini, khususnya Kabupaten Gorontalo, sangat beruntung karena mendapatkan pembangunan yang sangat besar seperti ini, tapi tidak terbebani dengan masalah dana, karena semuanya ditanggung pemerintah pusat,” imbuhnya.
Baca juga: Rencana Induk Pelabuhan Kwandang, Ridwan: Secepat Mungkin Dilakukan
Meski begitu, diketahui, Pemerintah Daerah Gorontalo Utara pun tidak lepas tangan. Karena berbentuk kerja sama, Pemerintah Gorontalo Utara juga akan turut membangun beberapa fasilitas dalam rangka menunjang kegiatan – kegiatan kepelabuhanan.
“Kami juga sudah bebaskan tanah lebih kurang 3 hektare. Pokoknya kami tinggal menambah fasilitas penunjang untuk kegiatan di pelabuhan,” tukas Ridwan mantap. (adv)
Penulis: Nikhen Mokoginta