Pemprov Libatkan Guru Hingga Penyuluh Agama untuk Cegah Bunuh Diri

Penjagub Gorontalo, Ismail Pakaya (kiri) saat memberikan arahan pada webinar penguatan kapasitas guru agama, BK, dan penyuluh agama di rumah jabatan gubernur, Kamis (10/08/2023). (Foto: Haris)

60DTK, Kota Gorontalo – Lagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo mengambil langkah konkret untuk mengantisipasi dan menekan terjadinya kasus bunuh diri di daerah setempat.

Upaya tersebut diwujudkan dengan memberikan penguatan kapasitas kepada guru mata pelajaran agama, bimbingan konseling (BK), serta penyuluh agama oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), lewat kegiatan webinar yang dilaksanakan secara daring di Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Kamis (10/08/2023).

Bacaan Lainnya

“Peningkatan kapasitas guru agama, BK, dan penyuluh agama ini merupakan salah satu cara kita untuk mengantisipasi dan mencegah bunuh diri. Para guru yang berinteraksi langsung dengan siswa dan penyuluh yang berhadapan dengan masyarakat diharapkan dapat menyampaikan pesan-pesan untuk tidak menganiaya diri sendiri dengan cara bunuh diri,” jelas Penjabat Gubernur Gorontalo, Ismail Pakaya.

Berdasarkan data yang ada, sejak Januari hingga pekan pertama bulan Agustus 2023, sudah ada 26 kasus bunuh diri di Gorontalo. Pasca dilantik sebagai Penjagub Gorontalo, Ismail Pakaya memberikan perhatian serius atas fenomena tersebut.

Belum lama ini, Pemerintah Provinsi Gorontalo bersama forkopimda bahkan telah merumuskan beberapa langkah antisipasi kasus bunuh diri. Mulai dari pembentukan satgas pencegahan bunuh diri, posko layanan konsultasi publik, mengedarkan khutbah Jumat terkait bunuh diri, serta menggelar doa bersama.

Akan tetapi, Ismail melihat upaya-upaya tersebut belum cukup dan masih dibutuhkan kerja keras dari seluruh elemen masyarakat agar tidak ada lagi kasus bunuh diri di Gorontalo.

“Saya minta melalui webinar ini para narasumber bisa memberikan bekal kepada guru dan penyuluh agama, utamanya cara pendekatan kepada siswa dan masyarakat dengan metode yang lebih baik, sekaligus bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” tutur Penjagub.

Webinar itu sendiri diikuti 1.839 peserta yang terdiri dari guru BK SMA dan SMK sebanyak 164 orang, guru agama 275 orang, serta penyuluh agama 1.400 orang.

Adapun materi webinar yaitu tentang pandangan Islam dalam fenomena bunuh diri, pembangunan ketahanan diri dalam problematika hidup, serta gerakan bimbingan konseling dalam mengantisipasi bunuh diri. (adv)

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait