Program Merdeka Belajar, Ryan Kono Paparkan Upaya Tingkatkan Kualitas Hasil Belajar

Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono saat memberikan sambutannya pada kegiatan pembukaan kegiatan forum kepentingan daerah program sekolah penggerak sekaligus serah terima nota kesepakatan bersama Dirjen PAUD, di Balai Riung Hotel Aston, Kamis (25/11/2021). (Foto: Istimewa)

60DTK, Kota Gorontalo – Melalui program merdeka belajar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bersama pemerintah daerah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hasil belajar.

Untuk mencapai tujuan ini, dalam beberapa tahun ke depan Kemendikbud Ristek akan mendorong hadirnya ribuan sekolah penggerak yang mampu mengimplementasikan kepemimpinan pembelajaran, terutama dari kepala sekolah.

Bacaan Lainnya
Wakil Wali Kota Gorontalo, Ryan Kono saat melakukan pemukulan gong dalam rangka membuka kegiatan forum kepentingan daerah program sekolah penggerak sekaligus serah terima nota kesepakatan bersama Dirjen PAUD, di Balai Riung Hotel Aston, Kamis (25/11/2021). (Foto: Istimewa)

“Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hasil belajar siswa di seluruh Indonesia. Program sekolah penggerak adalah salah satu upaya untuk mencapai misi pendidikan Indonesia, yaitu mewujudkan Indonesia maju dan berdaulat, mandiri, dan kepribadian melalui tercipyanya profil belajar pancasila,” ungkap Wakil Wali Kota, Ryan Kono, Kamis (25/11/2021).

Selain untuk mewujudkan visi pendidikan tersebut, kata Ryan, program sekolah penggerak merupakan penyempurnaan transformasi sekolah sebelumnya. Program seolah penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh Indonesia untuk bergerak lebih maju, dengan dilakukan secara bertahap dan terintegrasi.

Baca juga: Pemkot Gorontalo Beri Pembinaan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Usia Remaja

“Program sekolah penggerak merupakan program kolaborasi antara Kemendikbud Ristek dengan pemerintah daerah, di mana komitmen pemda menjadi kunci utama,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan, program sekolah penggerak ini nantinya akan mengintervensi lima program. Pertama, penguatan konsultatif dan asimetris, di mana masing-masing provinsi akan memberikan pendampingan bagi provinsi dan kabupaten/kota dalam hal melakukan sosialisasi.

Kedua, penguatan SDM sekolah yang meliputi pelatihan dam pendampingan intensif (coaching one to one) dengan pelatihan ahli yang ditetapkan oleh Kemendikbud.

Baca juga: Pemkot Gorontalo Minta OPD Akselerasi TPB/SDGs Guna Kesejahteraan Rakyat

Ketiga, pembelajaran dengan pradigma baru, yakni pembelajaran berdasarkan prinsip yang terdiferensiasi, sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.

Perencanaan berbasis data, yakni menitikberatkan pada manajemen berbasis sekolah, yang dilakukan berdasarkan refeleksi diri satuan pendidikan.

Serta yang kelima, digitalisasi sekolah. Program ini mengacu pada penggunaan berbagai platform digital yang mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi, menambah inspirasi, dan pendekatan yang disesuaikan.

“Pada intervensi tersebut, berkaitan dengan program pendampingan sekolah penggerak akan dilakukan selama tiga tahun ke depan, setelah itu sekolah melanjutkan upaya tranformasi secara mandiri,” pungkasnya. (adv)

 

Pewarta: Hendra Setiawan

Pos terkait