60DTK – Gorontalo: Naiknya harga jual cabai rawit di pasaran khususnya di pasar Dungingi, Kota Gorontalo, banyak pedagang yang menuding disebabkan karena musim kemarau yang belum selesai.
Namun, terkait kenaikan harga cabai rawit yang disebabkan oleh kemarau ini, Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kota Gorontalo, Adrianto Abdullah saat ditemui wartawan 60dtk.com di kantornya, mengatakan, distribusi rantai penjualan yang panjang juga faktor lain penyebab harganya naik. Selasa (22/10/2019).
“Mahalnya cabai rawit ini atau rica karena pengaruh kemarau, kami menanggapinya melalui rapat koordinasi dengan dinas yang terkait. Langkah berikutnya memberikan bantuan bibit kepada masyarakat Kota Gorontalo untuk bisa di tanam dan bisa dipanen bagi masyarakat itu sendiri,” ujarnya.
Kata Adrianto juga, dalam pemantauan pihaknya, kenaikan harga ini sudah hampir sebulan lebih harganya mengalami kenaikan. Tepatnya pemantauan kami lakukan dari bulan September lalu. Serta hasil dari pantauan itu, puncak mahalnya pada bulan Oktober ini dengan harga termahal Rp 120.000 per kilogram.
“Faktor mahalnya cabai ini karena kemarau dan salah satunya juga karena distribusi rantai penjualan yang panjang dari petani, ke pengepul; sampai ke pedagang. Di situ yang mempengaruhi harganya bisa mahal juga,” ungkap Kabid Perdagangan Adrianto Abdullah.
Ia juga menjelaskan, distribusi semacam ini, dari satu orang ke orang lain dan begitu seterusnya dapat menyebabkan harga jual rica mahal. Karena proses yang panjang tadi itu berpengaruh juga.
“Namun mekanisme seperti itu kan sudah terbangun pada pengepul dan pedagang-pedagang sehingga kita tidak bisa intervensi, semacam memberi teguran ‘eh, jangan begitu’,”jelasnya.
Adrianto juga menambahkan, jika dilihat dalam pandangan hukum ekonomi, ketika barang kurang dan permintaan banyak maka harga jualnya akan mahal. Begitupun dengan harga cabai ini yang naik. Ada suplai demand, pengaruh distribusi, dan kemarau yang panjang juga berpengaruh terhadap harga cabai.
“Tanggung jawab kita hanya sebatas melakukan pembinaan-pembinaan dan melakukan sosialisasi tadi, serta mendistribusikan pemberian bantuan bibit dan penyuluhan,” tambahnya di akhir wawancara.
Penulis: Zulkifli M.