Sepi Pembeli, Kenyataan Pahit yang Dihadapi Pedagang Kembang Api

Pedangang Kembang Api
Andi Didipu (51), Saat Menjaga Barang Dagangannya Sambil Menunggu Pembeli Datang, Kamis (31/12/2020). Foto: Andi 60DTK

60DTK, Kabupaten Gorontalo – Jelang pergantian tahun baru 2021, para pedagang kembang api yang berjualan di sekitar Pakaya Tower Limboto dan Shopping Center Limboto, sepi pengunjung.

Hal ini disebabkan tidak lain adanya larangan perayaan tahun baru oleh pemerintah pusat maupun daerah, guna mencegah munculnya kluster baru Covid-19, khususnya di Kabupaten Gorontalo.

“Ini saya sudah berapa jam jualan, baru berapa orang saja yang datang membeli. Sata baru dapat uang Rp.200.000 lebih. Beda ,” aku Andi Didipu (51), salah satu pedagang kembang api di lokasi Pakaya Tower Limboto, Kamis (31/12/2020).

Baca Juga: Ini Daftar Smartphone yang Tak Bisa Gunakan Whatsapp Tahun 2021

Andi mengaku, dirinya telah berjualan kembang api sejak tiga hari lalu. Akan tetapi barang yang terjual hanya sangat sedikit. Ia sampai membandingkan penjualan kembang api pada perayaan tahun baru 2020 lalu, dimana saat itu sangat banyak masyarakat yang membeli barang jualannya.

“Ini masih banyak barangnya pak, sepi sekali penjualan. Kalau tahun lalu, dihari H perayaan tahun baru bisa dapat 2 sampai 3 juta. Ini saja kita jualan hanya bisa sampai jam 18.00 WITA,” keluhnya.

Baca Juga: Pemkot Gorontalo Luncurkan Film Pendek “2020 Banjir dan Pandemi”

Meski begitu, Ia tidak mempermasalahkan larangan perayaan tahun baru yang dilakukan oleh pemerintah. Sebab menurutnya, apa yang dilakukan pemerintah untuk kebaikan orang banyak dan harus dipatuhi.

“Kan ini hanya setahun sekali. Semoga tahun sudah tidak ada lagi seperti ini, sudah normal. Beruntung juga saya masih ada usaha lain berjualan masker,” tandasnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pedagang kembang api lainnya, Hapsa Musa (50). Pedagaag dari Kelurahan Hutuo ini juga mengaku bahwa sejak beberapa hari lalu sangat sedikit. Akibatnya, pendapatan dari penjualan juga sangat sedikit.

“Tidak macam tahun-tahun sebelum corona, tahun ini sedikit pembeli. Kalau tahun lalu bisa dapat sampai Rp.5 juta. Sekarang, setengahnya saja belum dapat,” ungkapnya.

Terlepas dari berkurangnya sedikit pembeli, Ia mengaku tidak menurunkan harga-harga dari setiap barang yang ada.

“Harapannya, semoga kita tetap diijinkan berjualan sampai jam 24:00 WITA,” pungkasnya.

Pos terkait