60DTK-Gorontalo: Mengacu pada surat edaran Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie, SMA N 3 Gorontalo mulai menerapkan sistem belajar di rumah secara daring (online), mulai hari ini, Senin (23/03/2020).
“Setelah dikonfirmasi ke Dikbudpora, diarahkan untuk mengikuti surat edaran dari gubernur. Yah sudah, kami langsung menerapkan belajar di rumah,” ungkap Saiful, saat ditemui di ruang kerjanya.
Baca juga: Selama Seminggu ASN Di Gorontalo Bekerja Dari Rumah, Begini Teknisnya
Adapun untuk teknis pembelajaran di rumah secara daring, Saiful membeberkan bahwa pihaknya menerapkan dua teknik, yaitu full daring, dan semi daring. Secara full daring, siswa dan guru mata pelajaran harus aktif secara penuh sejak awal hingga selesai jam mata pelajaran, dengan menggunakan aplikasi zoom meetings.
“Untuk daring full kita gunakan zoom meetings video conference, dan sudah ada guru yang menggunakan itu. Insyaallah besok sudah mulai pembelajaran zoom meetings,” jelas Saiful.
Baca juga: Gubernur Tetapkan Gorontalo Siaga Darurat Corona, ASN Dan Siswa Bekerja Dari Rumah
Sedangkan untuk semi daring, Saiful menjelaskan, guru akan membentuk rumah belajar berbentuk digital dan daring, hanya saat – saat tertentu seperti ketika akan memberikan tugas atau bahan pelajaran. Meski begitu, untuk mengontrol siswa yang aktif dalam pembelajaran daring tersebut, guru akan melihat kehadiran siswa pada zoom meetings maupun penugasan yang diberikan guru. Jika tidak aktif atau tidak masuk dalam jaringan, siswa akan dinyatakan tanpa keterangan.
“Itu artinya tidak online full. Online-nya itu di saat guru buka kelas maya-nya dari rumah di-upload materi di-upload tugas, setelah itu ditutup, dia offline lagi, dan siswa bisa buka maya-nya masing – masing lihat kelas gurunya, mereka (siswa) unduh ambil tugas, setelah itu mereka offline mereka kerjakan,” tambahnya.
Baca juga: GTPP Covid-19 Gorontalo Siapkan Alternatif Ruang Isolasi Pasien
Terlepas dari itu, Saiful juga mengungkapkan, untuk mengantisipasi siswa yang tidak punya alat pendukung seperti android atau juga tidak punya kuota internet, itu dilakukan melalui rapat guru, dan akan dialihkan pada grup WhatsApp.
“Misalnya tiap guru itu ada lima kelas, berarti dia buat lima grup WA juga, jadi pembelajaran bisa lewat WA juga, mengantisipasi kuota internet karena daring full itu kan menggunakan internet yang cepat,” tutup Saiful.
Pewarta: Hendra Setiawan