Wartawan Tak Diberi Ruang Wawancarai Rocky Gerung, Ini Yang Terjadi

60Dtk – Gorontalo : Seminar Nasional yang digelar salah satu Fakultas di Universitas Negeri Gorontalo, Senin 16/09/2019, diwarnai aksi adu mulut dan saling dorong antara para wartawan dengan panitia pelaksana.

Kejadian bermula saat wartawan hendak mewawancarai Rocky Gerung, usai tampil sebagai pembicara utama pada seminar itu.

Bacaan Lainnya

Begitu turun panggung, Rocky langsung dikerumuni wartawan. Di saat yang bersamaan beberapa orang berpakaian loreng (Resismen Mahasiswa) dengan cepatnya langsung melingkar, memagari Rocky.

Tak ada lagi ruang bagi wartawan televisi, wartawan media online dan cetak yang hendak mewawancarai Rocky. Padahal sebelum acara selesai moderator telah memberitahukan kepada awak media, dan mempersilahkan untuk mewawancarai Rocky Gerung.

Kesal tak diberi ruang, aksi dorong pun terjadi antara wartawan dan Menwa. Setelah itu, barulah terjadi adu mulut.

Tidak hanya sekali itu saja. Dari pantauan lapangan awak 60dtk.com, kejadian lain yang membuat wartawan tambah kesal adalah sikap panitia yang dianggap kurang etis. Dan itu terjadi saat wartawan sedang mewawancarai Wakil Bupati Gorontalo Utara, Thoriq Modanggu.

Thoriq sempat meminta kepada panitia untuk menghentikan suara MC yang masih terdengar keluar dari pelantang. Tapi permintaan Wakil Bupati untuk senyap sejenak, tak diindahkan. Wawancara dengan Wakil Bupati pun terhenti. Adu mulut dan saling dorong pun kembali terjadi antara wartawan dengan panitia.

Suasana yang nyaris ricuh ini, coba ditenangkan oleh Dekan FIP, Prof. Weni Hulukati. Ia pun meminta kepada para awak media dan mahasiswa untuk tetap tenang dan menahan diri.

“Ini sebenarnya tidak perlu terjadi. Kalau saja panitianya bisa membedakan mana wartawan dan mana orang yang datang hanya untuk selfie. Kita (wartawan) datang ke sini untuk meliput dan wawancara. Bukan untuk selfie,” tegas Arlank Pakaya, Pemred Barakati.id.

Kejadian ini juga dikomentari pimpinan redaksi Habari.id, fadli Poli. “Situasi saat itu masih terkendali. Sebagian besar orang-orang yang mengerumuni Rocky, adalah wartawan dari media online, televisi dan media lainnya. Tindakan pengamanannya yang terkesan berlebihan dan tidak memberi ruang kepada wartawan,” ungkap Fadli.

Wartawan senior ini juga menyoroti sikap panitia yang menurutnya kurang etis saat Wakil Bupati Gorontalo Utara diwawancarai wartawan. “Sedikit saja suara yang keluar dari pelantang akan mengganggu wawancara dan kualitas suara yang direkam. Posisi wawancara dengan Wakil Bupati Thoriq Modanggu saat itu, memang berada dekat speaker …”

“Karena suara dari MC mengganggu, Wakil Bupati sendiri yang meminta kepada panitia untuk hening sejenak hanya untuk menyelesaikan sesi wawancara. Tapi permintaan itu tidak direspon panitia. Mungkin saja karena lambat kordinasinya,” kata Fadli.(rds)

Pos terkait