Amerika Serikat Mulai Bangun Kemitraan Dengan Organisasi Berbasis Agama

Sebuah acara USAID mengenai Venezuela. (Foto - VOA Indonesia)

60DTK-Internasional: Dalam rangka memajukan negara – negara di seluruh dunia, pemerintah Amerika Serikat (AS) mulai menyertakan kelompok – kelompok berbasis agama dalam program pembangunan internasional yang mereka lakukan, termasuk kelompok agama di Irak yang baru – baru ini dilanda kerusuhan akibat kesulitan ekonomi dan gejolak politik.

Terkait hal ini, Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) bertekad untuk meragamkan basis mitranya untuk membantu negara – negara lainnya menuju kemandirian, sebagai tujuan utama dari upaya pengembangan AS. Di bawah Prakarsa Kemitraan Baru, USAID berfokus pada peningkatan dan mempertahankan hubungan dengan mitra baru atau mitra yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, terutama mitra lokal, salah satunya organisasi berbasis agama.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Pemerintah Amerika Serikat Pertimbangkan Coret Perusahaan Asal China Dari Pasar Sahamnya

“Komunitas agama memiliki tempat yang baik di banyak negara untuk melayani penduduk setempat. Melayani orang lain, menjadi landasan penting bagi semua agama, karena merupakan bagian dari misi keagamaan mereka juga. Di negara – negara berkembang, komunitas agama juga paling dekat dengan penduduk lokal yang membutuhkan, sehingga merupakan jaringan yang siap pakai bagi kita untuk membantu kemajuan masyarakat lokal,” ujar Wakil Pimpinan USAID, Bonnie Glick, Sabtu (16/11/2019).

Glick mengatakan, di bawah Prakarsa Kemitraan Baru, USAID menciptakan berbagai bentuk kontrak dan pemberian hibah bagi kelompok – kelompok yang selama beberapa tahun terakhir tidak sepenuhnya diundang terlibat dalam program USAID.

Baca juga: Melalui Sekolah Menulis Keberagaman, Gusdurian Tanamkan Nilai Cara Menulis Gusdur

“Ini adalah cara yang bisa ditempuh organisasi yang lebih kecil dan sering berbasis agama, untuk terlibat dengan USAID tanpa harus mengumpulkan proposal setebal 400 halaman. Sebaliknya, mereka bisa mengirimkan kepada kita gagasan atau makalah konsep sepanjang tiga halaman mengenai ide – ide mereka yang berdampak pada komunitas yang mereka melayani,” tambahnya.

Diketahui, ada enam organisasi lokal di Irak Utara yang baru – baru ini dipilih sebagai bagian dari Prakarsa Kemitraan Baru, di mana hibah tersebut akan digunakan untuk membantu minoritas agama dan etnis yang menjadi sasaran ISIS.

Baca juga: Ada Upaya Sekularitas Pada Ide Penghapusan Pendidikan Agama Di Sekolah

Glick pun mengatakan, sangat penting bagi berbagai organisasi, termasuk kelompok kecil berbasis agama di seluruh dunia untuk mengetahui bahwa AS ingin mendukung mereka dalam upaya mereka mengangkat komunitas yang membutuhkan. (rls)

 

Sumber: VOA Indonesia

Pos terkait