Cerita Arkam Laya dan Peran B.J Habibie dalam Penyelesaian Studinya

Arkam Laya dosen Universitas Negeri Gorontalo. Satu dari sekian orang Gorontalo yang merasakan peran Almarhum B.J Habibie dalam dunia pendidikan. Foto: Zulkifli M.

60DTK – Gorontalo: Bacharuddin Jusuf Habibie sosok yang tak pernah dilupakan oleh Arkam Laya. Dosen pengajar di Universitas Negeri Gorontalo, Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil itu tak akan melupakan jasa B.J Habibie dalam karir studi yang ia tempuh selama ini.

Arkam menceritakan semasa ia menyelesaikan studinya, bahwa B.J Habibie banyak memberikan peran dan sumbangsih terhadap kelanjutan studinya selepas ia tamat dari STM Gorontalo sekarang sudah menjadi SMKN 3 Gorontalo.

Bacaan Lainnya

“Setelah lulus dari STM saya kemudian mencari beasiswa untuk kelanjutan studi saya, dan syukur saya terpilih menjadi penerima beasiswa tersebut dari yayasan yang punya relasi kedekatan dengan Pak Habibe,” ujarnya ketika ditemui di rumah peninggalan keluarga Habibie di kelurahan Tamalate, kota Gorontalo. Kamis, (12/9/2019).

Kata Arkam, saat itu, pada masa selepas ia sekolah ada program dari yayasan yang dikelola di bawah naungan Pak Habibie sedang mencari anak-anak berprestasi dari Gorontalo untuk dibiayai dari yayasan tersebut, untuk melanjutkan studi ke jenjang berikutnya.

“Saya lulus dari STM tahun 1983. Setelah lulus saya masuk dan mendaftar di perguruaan tinggi di Universitas Samratulangi di Manado dan mengambil jurusan teknik saat itu.”

“Saya dinyatakan lulus, tahun pertama saya belum mendapatkan beasiswa dari yayasan itu, yang pengelolaannya ada campur tangan dari Pak Habibie juga. Nanti pada tahun 1985 saya baru mendapatkan beasiswa dan tepat pada tahun 1988 saya lulus dengan bantuan dari beasiswa tersebut,” urainya.

Setelah selesai jenjang S1, Arkam kemudian memutuskan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2 dengan konsentrasi sesuai penjuruan yang ia ambil saat S1-nya selesai, yakni jurusan teknik. Tepatnya pada tahun 1991 ia terterima di Universitas Indonesia dan menyelesaikan studinya pada tahun 1994. Bagi Arkam ada Kebanggaan tersendiri dapat menyelesaikan studi S2-nya di salah satu universitas ternama di Indonesia.

“Semua itu berkat sumbangsih yang diberikan oleh Pak Habibie dalam dunia pendidikan, saya adalah orang yang merasakan serta menerima sumbangsih dari beliau,” kata Arkam kepada wartawan.

Tidak hanya membantu dalam proses penyelesaian studi, Arkam juga diberikan kesempatan untuk tinggal selama masa studi S2-nya serta diadopsi langsung oleh kakak B.J Habibie yang waktu itu tinggal di daerah Serpong.

“Setelah tamat S1, saya kemudian melanjutkan studi dan tinggal di rumah beliau lebih tepatnya diadopsi di tempat kakaknya di Serpong. Ibu Alwin Karsum Habibie nama dari kakak Pak Habibie.”

Cerita Arkam tentang peran Habibie dalam membantu studinya tak berakhir sampai pada studi S2-nya saja, peran B.J Habibie berikutnya yang dirasakan Arkam yaitu ia dapat kesempatan melanjutkan studi Doktornya di Universitas Gajah Mada tercapai. “Tahun 2008 saya melanjtukan studi doktor, dan tahun 2013 saya selesai dari sekolah Doktor saya di UGM.”

“Dari S1-S2 saya dibiayai oleh yayasan yang punya relasi cukup dekat dengan Pak Habibie, yayasan RA atau Yarha. Nanti pada Studi Doktor saya dibiayai langsung oleh Habibie Center,” imbuhnya.

Selain kesibukan sehari-hari menjadi dosen di perguruan tinggi di Gorontalo, Arkam juga saat ini terlibat sebagai orang yang dipercaya untuk merawat rumah peninggalan keluarga Habibie. Tugas Arkam lebih khusus memperhatikan infrastruktur bangunan rumah dan melakukan pemugaran ketika ada beberapa bagian rumah yang mulai rusak dan harus diperbaiki.

“Saya dari tahun 1992 mulai merawat rumah peninggalan keluarga Habibie ini. Tapi saya tidak tinggal di sini, ada ta (Ibu) Hanna yang dipercayai pak Habibie langsung untuk menjaga rumah ini dan tinggal di belakang. Ta Hanna itu ponakan dari Pak Habibie, saya hanya tiap minggu ke sini, hanya untuk memastikan kalau ada bagian rumah yang mulai rusak dan harus diperbaiki,” ujar Arkam sambil menunjukan lantai rumah yang telah dipugar karena lantai kayu atau papannya mulai lapuk dimakan rayap.

Menurut Arkam sendiri, sumbangsih besar yang diberikan Pak B.J Habibie dalam karir studinya tak bisa ia balas dengan apapun. Baginya dengan merawat, menjaga, memerhatikan rumah peninggalan keluarga Habibie ini, sumbangsih yang ia bisa berikan atas jasa-jasa B.J Habibie dalam membantu karir studinya.

Penulis: Zulkifli M.

Pos terkait