60DTK – JAKARTA : Tidak lama lagi Indonesia akan menjadi tuan rumah ajang olahraga terbesar di Asia untuk para penyandang Disabilitas, yaitu Asian Para Games 2018. Ajang ini akan berlangsung dari tanggal 06 sampai 13 oktober di Provinsi Jakarta. Ajang ini dimaksudkan untuk mereka para penyandang disabilitas di Asia yang mencintai olahraga.
Ada hal yang menarik dari ajang ini di cabang Basket. Cabang ini bagi Indonesia adalah cabang baru pertama kali mereka ikut sertakan dalam Ajang Aian Para Games ini. Di Periode sebelumnya saat ajang ini berlangsung di Kuala Lumpur Malaysia, Indonesia tidak mengikut sertakan cabang Basket Kursi Roda ini.
Dan di ajang ini juga, salah satu talenta Indonesia yang berkarir di Basket kursi roda di Amerika Donald Santoso ikut dalam skuat Timnas Basket kursi roda Indonesi. Donald merupakan penyandang disabilitas seutuhnya, iya masih bisa berdiri meskipun tidak lama. Dua belas tahun yang lalu ketika ia masih SMA, ia mengalami cedera saat latihan di sekolahnya jelang pertandingan Basket antar SMA.
Dokter memfonis bahwa lutut Donald bermasalah dan harus di operas. Setelah operasi ketiga, Donald memutuskan untuk kembali ke Amerika. Sebelumnya Donald dari sejak SD sampai SMP itu menuntu ilmu di AS, saat lulus SMP ia pulang ke Indonesia untuk melanjutkan studinya di salah satu SMA di Jakarta.
Di Amerika ia melanjutkan studinya dibangku kuliah dengan masuk ke University Of California. Di kampus ia sempat ikut seleksi Basket kursi roda, namun dia harus gagal karena ia belum masuk kualifikasi Disabilitas. Saat S2 ia masuk di Arizona State University, di kampus itu ia berhasil dalam tim Basket kursi roda bahkan ia mengembang sebagai kapten di tim itu.
Karirnya di Amerika begitu cemerlang saat membela tim di kampusnya tersebut selama dua tahun lamanya. Karir yang cemerlang membuat ia ditawarkan oleh salah satu tim ternama Basket kursi roda di Amerika, Phoenix Suns. Dan setelah dua tahun berkarir bersam Phoeninx Suns, Donald pulang ke Indonesia untuk mengabdikan dirinya.
Orang yang memperkenalkan Basket kursi roda Indonesia dan juga seorang pencetus olahraga Basket kursi roda di Indonesia ini, mengakui akan kesulitannya memberikan ilmunya karena sistem yang berbeda. Dan ia juga mengutarakan soal tempat latihan yang belum layak dijadikan tempat latihan Timnas Basket kursi roda Indonesia.
“Saat kembali ke Indonesia saya mengalami kesulitan untuk transfer ilmu karena sistemnya berbeda, sumber dayanya juga berbeda. Prosesya lebi sulit,” ujar sang kapten dilansir dari JUARA.net, Rabu (21/09/2018).
“Tantanga pertama adalah mencari tempat latihan yang aman, bagus dan berstandar tinggi. Saat latihan di solo, lapangannya bergelombang dan itu membuat atlet rentan cedera,” tambah Donald.
Pada Asian Para Games 2018, Basket kursi roda akan diikuti oleh 10 tim putra dan 6 tim putri dari beberapa Negara di Asia. Negara kuat dalam olahraga ini adalah Iran, Jepang, Korea, dan China.
“Kami tidak membidik target medali. Yang penting, kami membaik dari hari ke hari karena lawan cukup berat. APG menjadi batu loncatan bagi kami dari nothing menuju top,” ungkap Donald.(wk)