El Nino Lemah Turut Memengaruhi Musim Kemarau di Gorontalo

Sawah milik petani kelurahan Pilohayanga Barat, kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, yang mengalami kekeringan karena kurangnya suplai air. Senin, (2/9/2019). Foto: Zulkfili M.

60DTK – Gorontalo: Musim kemarau yang melanda beberapa wilayah yang ada di Gorontalo merupakan imbas dari zona musim yang ada di beberapa wilayah terutama di Gorontalo. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo mengatakan, musim kemarau yang terjadi di Gorontalo seperti pada umumnya, mulai dari bulan Juni hingga Agustus, tapi musim kemarau pada tahun ini turut juga dipengaruhi oleh adanya El Nino Lemah. Selasa, (3/9/2019).

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG, Wahyu Guru I, mengatakan musim kemarau pada tahun ini beberapa wilayah akan mengalami kekeringan karena adanya El Nino lemah tadi, berbeda dengan musim kemarau yang terjadi pada tahun 2018 kemarin.

Bacaan Lainnya

“Kekeringan di tahun ini lebih kering dibandingkan pada tahun 2018, tahun kemarin memang ada musim kemarau tapi tidak sekering tahun ini,” ujar Wahyu saat dimintai keterangan di kantor BMKG.

Wahyu juga mengungkapkan, bahwa perbandingan musim kemarau pada tahun ini dan tahun kemarin sangat berbeda. Tahun 2018 bukan El Nino yang mempengaruhi tapi malah La Nina. “Makanya pada tahun kemarin meskipun kemarau tapi sering hujan, berbeda dengan tahun ini yang lebih kering dan sangat jarang hujan bahkan tidak ada.”

Ia juga menuturkan, musim kemarau di Gorontalo ini seharusnya terjadi pada bulan Juni – Agustus, tapi karena perubahan cuaca yang tidak menentu musim kemarau terjadi pada Agustus – September.

“Puncak kemarau di Gorontalo seharusnya terjadi mengikuti zona musim pada umummnya, dan musim kemarau yang melanda Gorontalo diperkirakan puncaknya pada bulan september ini,” ungkapnya.

Selain itu, wahyu juga menambahkan, musim kemarau pada tahun ini tidak lebih kering pada tahun 2015 kemarin. “Puncak kekeringan yang melanda Gorontalo pada tahun 2015 lebih kering dari tahun 2019 ini,” imbuhnya di akhir wawancara.

Penulis: Zulkifli M.

Pos terkait