IMI Gorontalo dan Pembalap Beda Pendapat Soal Kelayakan Sirkuit Sang Profesor

Sejumlah pembalap saat mengikuti sesi penyisihan Kejuaraan Daerah (Kejurda) Balap Motor Bupati Gorontalo Cup 2022 yang berpusat di Sirkuit Sang Profesor, Sabtu (12/03/2022). (Foto: Istimewa)

60DTK, Kabupaten Gorontalo – Ikatan Motor Indonesia (IMI) Gorontalo dan pebalap yang ikut dalam Kejuaraan Daerah (Kejurda) Balap Motor Bupati Gorontalo Cup berbeda pendapat terkait kelayakan Sirkuit Sang Profesor.

Menurut Ketua Pengurus Provinsi IMI Gorontalo, Ridwan Bobihoe, sirkuit yang ada di Kelurahan Bongohulawa, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, sangat layak jadi tempat penyelenggaraan balap motor.

Bacaan Lainnya

“Sangat layak, karena ini kali kedua kita lakukan (event). Memang sebelum pandemi kemarin kita telah melaksanakan yang pertama, dan ini yang kedua,” ujar Ridwan, Minggu (13/03/2022).

Sejumlah pembalap saat mengikuti sesi penyisihan Kejuaraan Daerah (Kejurda) Balap Motor Bupati Gorontalo Cup 2022 yang berpusat di Sirkuit Sang Profesor, Sabtu (12/03/2022). (Foto: Istimewa)

Berbeda dengan IMI, salah satu pembalap asal Kabupaten Pohuwato, Aldi Fahreza (21) justru menilai sirkuit tersebut masih kurang aman (safety) dan masih perlu pembenahan lagi ke depan.

“Masih ada beberapa hal yang belum menunjang, rawan. Tiang listrik ada yang terlalu dekat dengan lintasan, aspalnya juga berombak dan banyak tampalan,” ungkap Aldi kepada sejumlah awak media.

Menurut pembalap dari Tim Kingdom Racing Team, kondisi lintasan balap harus mulus. Jika kondisinya seperti itu, kata Aldi, pembalap akan kesulitan mengontrol motor yang mereka kendarai dengan kecepatan tinggi.

“Akar-akan pohon (yang ada di sekitar lintasan) juga harus dikasih keluar karena bisa berbahaya. Harusnya juga dibuat jalur evakuasi supaya pembalap yang kecelakaan bisa segera dapat pertolongan,” harapnya.

Manager AMT Racing Team Maanado, Dadang (30), juga menilai sirkuit itu belum layak jadi tempat pelaksanaan kegiatan balap motor. Salah satu alasannya, di sekitar lintasan masih banyak terdapat bekas pohon yang sudah ditebang.

“Saya bukan pembalap, yang lebih tahu mungkin pembalapnya. Tapi kalau secara awam, sirkuit ini belum layak. Sebab apa? Kita lihat ini batang-batang pohon masih banyak. Seharusnya itu dibatasi dengan ban atau karung berisi pasir supaya jangan sampai terjadi seperti yang kemarin,” tandasnya.

Pos terkait