60DTK, Kota Gorontalo – Kepala SDN 2 Tilango, Yurnangsih K.R Sunge, memberikan klarifikasinya terkait pemberitaan soal pembayaran raport baru yang dikeluhkan orang tua siswa, karena cukup mahal. Yurnangsi meluruskan, yang dibayar oleh orang tua siswa tersebut bukanlah Raport Baru, melainkan sampul dari Raport (yang di Snalhecter) yang diserahkan kepada para siswa.
“Itu hanyalah sampul raport, bukan untuk pembuatan raport baru,” tegas Yurnangsi saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya yang terletak di Jalan Palma, Kota Gorontalo, Rabu (25/11/2020).
Soal pembelian sampul raport ini, Yurnangsih menegaskan bahwa hal itu bukanlah kebijakan dari pihak SDN 2 Tilango, dan tidak pernah memaksa orang tua siswa untuk membelinya.
Ia menceritakan, awal tahun 2020 lalu, pihak sekolah mendapat tawaran dari salah satu percetakan yang telah Ia lupa namanya, untuk membeli sampul raport dengan harga Rp.75 ribu. Saat itu, pihak percetakan telah membawa dan memperlihatkan contoh sampul yang ditawarkan. Karena pihak sekolah belum menganggarkan pengadaan sampul raport tersebut, Ia meminta agar pihak percetakan datang lagi dilain waktu.
“Memang ini (sampul raport-red) perlu untuk keamanan buku raport siswa. Tapi karena di tahun ini belum teranggarkan jadi saya belum bisa untuk ambil ini dibayar dengan uang BOS, karena tidak ada dalam RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah),” ujarnya.
Baca Juga: Orang Tua Siswa Di SDN 2 Tilango Diminta Bayar Raport Baru 75 Ribu
Setelah itu, Ia menyampaikan agar pihak percetakan menawarkan langsung kepada orang tua siswa. Akan tetapi, percetakan meminta supaya pihaknya membantu (jadi perantara-red) untuk menawarkan barang tersebut, karena mereka tidak bisa menghubungi orang tua siswa.
“Nah itu saya terima. Terus saya bilang ke guru-guru kelas, ini ada perusahaan menawarkan sampul raport. Saya bilang karena disini ada orang tua sering datang ke sekolah, terutama orang tua kelas satu yang menjemput anak-anaknya, jadi perlihatkan (contoh sampul raport) ke orang tua. Percetakan ini masuk ke sekolah sebelum korona,” kata Yurnangsih.
“Kalau ada orang tua yang mampu dan ingin, dan butuh juga raport anak-anak mereka supaya aman, silahkan. Tapi dibayar oleh orang tua. Nanti sekolah yang akan memediasi,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, setelah contoh sampul raport itu diperlihatkan, sejumlah orang tua siswa tertarik dan langsung memesan. Melihat keinginan sejumlah orang tua siswa itu, Ia menunjuk satu orang guru bernama Hadijah, untuk menerima pembayaran dari orang tua siswa dan diteruskan kepada pihak percetakan.
Baca Juga: Mulai Januari 2021, SD Dan SMP Di Kabupaten Gorontalo Belajar Tatap Muka
“Siswa yang 284 itu, hanya 56 orang tua yang memesan. Setelah itu, ada lagi lima orang tua yang datang memesan. Berikutnya bertambah lagi 10 orang tua siswa kalau tidak salah,” ungkapnya.
Lebih jauh, Yurnangsih juga menjelaskan bahwa pihak sekolah tidak pernah mempermasalahkan orang tua siswa yang tidak membeli sampul raport. Buktinya, pada bulan juli lalu, seluruh raport siswa telah diserahkan.
“Bahkan yang belum menerima saat itu ditelpon untuk menjemput raport. Ditahu dimana anak bapak ibu bisa naik kelas kalau raportnya tidak dijemput,” pungkasnya.
Pewarta: Andrianto S. Sanga