Masa Depan Kata – Kata

Bincang Sastra "Masa Depan Kata - Kata" di Atrium Citimall Gorontalo, Senin (22/04/2019).

60DTK-GORONTALO – Bahasa dan kata – kata adalah pembentuk peradaban. Begitu yang sering diungkapkan orang bijak dulu.

Ya, melihat betapa kuatnya pengaruh bahasa dan kata – kata pada interaksi sesama manusia, pada pengembangan karya dan imajinasi, pada perkembangan zaman yang kian tumbuh mengakar.

Bacaan Lainnya

Lalu, bagaimana dengan masa depan kata – kata itu sendiri?

Inilah yang dibahas tuntas pada Bincang Sastra yang diselenggarakan Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo dalam rangka Pekan Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019, di Atrium Citimall Gorontalo, Senin (2/04/2019) malam kemarin.

Baca buku : Eduart Wolok : Perpustakaan Akan Jadi Ikon Kampus Baru UNG

Mengusung tema Masa Depan Kata – Kata, perbincangan kian menghanyutkan. Apalagi narasumber yang dihadirkan adalah para penulis yang senantiasa berkutat dengan kata – kata, diantaranya, Darmawati Majid, penulis perempuan yang sudah menerbitkan beberapa buku karyanya yang luar biasa: Jamil Massa, penulis asal Gorontalo asli yang juga sudah banyak menghasilkan karya: dan salah satu narasumber spesial, Aan Mansyur, yang tak lain adalah biang keladi dari puisi – puisi di buku fenomenal Ada Apa Dengan Cinta.

“Berbicara tentang kata – kata, tentang tulisan, tentang sastra, saya kira tidak akan pernah lekang. Meski kini kita memasuki revolusi industri 4.0, tidak ada robot yang bisa menulis layaknya manusia,” ujar Aan Mansyur ketika moderator menanyakan pandangannya tentang masa depan kata – kata dan sastra memasuki revolusi industri 4.0.

Ia memberikan analogi luar biasa. Katanya, “Kita sudah punya listrik sejak berpuluh – puluh tahun yang lalu, tapi, bukankah kita masih membeli lilin hingga saat ini? Begitu pula buku, kata – kata, dan sastra. Meski teknologi telah berkembang sedemikian rupa, saya kira buku tetap akan eksis sampai kapanpun,” tukasnya mantap.

Sementara Darmawati Majid mengungkapkan, dalam rangka meraih masa depan kata – kata yang gemilang, setiap kita perlu untuk menulis, atau setidaknya membaca banyak buku.

“Membaca, itu penting. Baca buku sebanyak – banyaknya, itu kunci utama agar kita bisa menulis,” ujar Darmawati.

Namun, ia menegaskan, ketika ingin menulis, seseorang harus tangguh dan mampu melawan egonya sendiri.

“Harus tangguh dan bisa mengalahkan ego sendiri,” tukasnya mantap.

Pewarta : Nikhen Mokoginta

Pos terkait