Museum Purbakala Popa Eyato Butuh Dukungan Anggaran, Ini Alasannya

Kepala Museum Purbakala Popa Eyato Provinsi Gorontalo, Fitri Ahmad
Kepala Museum Purbakala Popa Eyato Provinsi Gorontalo, Fitri Ahmad. (Foto: Istimewa)

60DTK, Gorontalo – Jumlah Koleksi yang ada di Museum Purbakala Popa Eyato masih terhitung sedikit dibandingkan dengan daerah lain di tanah air. Kendala yang dihadapi dewasa ini, salah satunya terbatasnya anggaran untuk membeli barang antik yang dijual masyarakat.

Kepala Museum Purbakala Popa Eyato Provinsi Gorontalo, Fitri Ahmad menjelaskan, harga jual barang antik ditawarkan masyarakat sangat tinggi, dari harga yang ditaksir pihak museum.

Bacaan Lainnya

“Kita kekurangan anggaran untuk membeli koleksi yang ada pada masyarakat. Taksiran masyarakat lebih tinggi dari pada harga yang pantas yang kami tawarkan,” ungkap Fitri saat dihubungi awak media, Sabtu (28/11/2020).

Baca Juga: Museum Purbakala Popa Eyato Akan Normal Tahun Depan

“Kami tawarkan kepada masyarakat untuk membeli barang antik mereka dengan harga yang pantas. Karena tidak ada standar jual beli dari koleksi ini, kalau taksiran kami hanya 1 juta, masyarakat menjual dengan harga 10 juta. Jadi itu kendala kami juga,” lanjutnya.

Saat ini strategi yang dilakukan masih sebatas pendekatan kepada masyarakat untuk mau menghibahkan atau meminjamkan barang peninggalan orang tempo dulu ke museum. Tentu hal ini melalui perjanjian yang disepakati.

Misalnya, kalau dihibahkan maka kolom deskripsi koleksi yang dipajang pada museum akan dicantumkan nama pemilik dari benda tersebut. Begitu juga jika dipinjamkan, pemilik koleksi bisa mengambil kembali dengan jangka waktu yang disepakati.

“Ada tiga cara mendapatkan koleksi, pertama Hibah dari masyarakat, kedua dengan cara dibeli, ketiga dengan cara dipinjamkan ke museum. Apabila masyarakat tidak mau menghibahkan, menjual, maka bisa dipinjamkan koleksi itu ke museum dengan ketentuan waktu yang sudah disepakati,” ujarnya.

Baca Juga: Tingkatkan Pengujung, Museum Purbakala Popa Eyato Gelar Pameran Bagi Siswa

Ia juga menjelaskan, pihaknya juga dalam kurung waktu berapa tahun ini sudah sering kali turun ke masyarakat untuk memberitahukan hal ini. Hanya saja, dengan berbagai alasan masyarakat masih enggan untuk mempercayakan barang peninggalan orang ke museum.

“Kita ini tiap tahun turun langsung ke masyarakat, memberitahukan ini. Hanya mereka masih enggan untuk mempercayakan koleksi peninggalan orang tuanya ke museum. Katanya, kalau dimuseum barang-barang macam Kris itu upacara adat tidak akan terlaksana,” imbuhnya.

Diketahui, koleksi yang ada di Museum Purbakala Popa Eyato sekitar 450 Koleksi. Jumlah ini masih terhitung sedikit dibandingkan dengan daerah Sulawesi Utara yang sudah 3000 koleksi. (adv)

 

 

Pewarta: Hendra Setiawan

Pos terkait