P2TP2A Kabupaten Gorontalo Akan bersinergi dengan Lapas Anak Kota Gorontalo

Ketua P2TP2A Kabupaten Gorontalo, Fory Armin Naway saat melakukan kunjungan di Lapas Anak Kota Gorontalo, Kamis (29/08/2019)

60DTK – Kabupaten Gorontalo: Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Gorontalo rencananya akan bersinergi melaksanakan program dengan lapas anak Kota Gorontalo. Sinergi yang dimaksud P2TP2A itu yakni membuat program khusus pendampingan bagi penghuni lapas anak.

Rencana tersebut disampaikan Ketua P2TP2A Kabupaten Gorontalo, Fory Armin Naway ditemui usai melakukan kunjungan silaturahim di lapas anak Kota Gorontalo, Kamis (29/08/2019).

Bacaan Lainnya

Saat itu, Fory mengatakan bahwa program yang akan dilakukan ialah pelatihan keterampilan. Dijelaskan, keterampilan itu adalah mengolah dan mendaur ulang sampah yang nantinya diharapkan dapat menjadi keahlian masing – masing penghuni lapas dan menjadi modal mereka hingga keluar dari lapas.

“Pada hakekatnya, kegiatan ini untuk menambah kesibukan mereka di dalam agar bisa memperoleh pengatahuan,” kata Fory.

Terlepas dari hal itu, menurut Fory hal yang lebih penting adalah memikirkan modal usaha bagi mereka usai keluar dari lapas anak. Untuk itu, kata Fory, apabila ada di antara anak – anak tersebut yang merupakan masyarakat Kabupaten Gorontalo, akan diberikan keterampilan lebih lanjut bahkan diberikan modal usaha sebagai modal masa depan mereka.

Sementara itu, kaitannya dengan kunjungan Fory Naway ke Lapas Anak di Kota Gorontalo, bertujuan untuk mempeerat tali silaturahmi Kalapas Anak Kota Gorontalo.

“Selain itu, tujuan silaturahim ini Kalapas anak mengharapkan agar P2TP2A dan Puspaga Kabupaten Gorontalo untuk bisa bersinergi memberikan program yang rill untuk bisa mereka rasakan  sebagai skill di sana,” ujar Fory Naway.

Fory menambahkan, dalam kunjungan ini ia mendapati bahwa rata-rata usia anak di Lapas Anak tersebut masih berada pada jenjang usia sekolah. Karenanya, jelas Fory, yang putus sekolah teknisnya masuk di paket A, B dan C dan yang masih sekolah formal akan dilanjutkan di sana. Namun, mereka menyelesaikan masa tahanan sambil mengenyam pendidikan.

“Tugas kita lebih pada program  pendampingan secara psikologi, memulihkan kepercayaan mereka juga pendampingan lebih pada mengasah skill serta pendampingan dari sisi spritualnya,” sambungnya.

Lebih lanjut, kata Fory, beberapa anak yang emosinya kurang stabil justru diluar dugaan sudah bisa menghafal Al – Quran sebanyak 29 juz. Hal inipun membuatnya tertarik mengingat dengan kesibukan mereka dialihkan untuk belajar agama.

“Alahmndulillah, mudah-mudahan anak –anak di dalam lebih baik lagi setelah menyelesaikan masa tahanan,” harapnya. (Adv)

Penulis: Andi

Editor: Zul

 

Pos terkait