Pemkab Blitar Monitoring Dampak Covid-19 ke Pelaku UMKM

Pemerintah Kabupaten Blitar saat mengunjungi industri jajanan roti Cookies Kalimasada di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, Jumat (3/04/2020). (Foto - Achmad 60dtk)

60DTK-Blitar: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar mengadakan monitoring terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang ada di wilayahnya, guna mengetahui sejauh mana dampak yang dirasakan oleh para pengusaha UMKM tersebut oleh Covid-19 yang kini sedang mewabah, Jumat (3/04/2020).

Monitoring tersebut dimulai dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri jajanan, yang berada di Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro, yakni Cookies Kalimasada. Setelah itu, Bupati Blitar bersama rombongannya melanjutkan monitoring ke Rumah Jenang, Desa Rejowinangun, lalu ke UMKM Rumah Pernak – Pernik, dan berakhir di Kampung Coklat, Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan.

Bacaan Lainnya

Baca juga: DPRD Kabupaten Blitar Mulai Kaji Dampak Ekonomi Covid-19

Usai kunjungannya, Bupati Blitar, Rijanto mengatakan kepada wartawan bahwa pengaruh wabah Covid-19 ternyata sangat dalam dirasakan oleh para pelaku UMKM yang ada di wilayahnya, mulai dari keterbatasan jumlah barang yang akan dikirim, hingga merumahkan sebagian pekerja untuk menutupi biaya.

“Apa yang kita lihat saat ini adalah akibat dampak dari Covid-19 terhadap pelaku UMKM. Misalnya tadi, stok roti dan makanan bentuk lainnya yang ada di Kalimasada yang telah siap dikirim senilai Rp5 miliar itu tidak dapat dikirim karena adanya pembatalan order. Artinya dampaknya sangat luar biasa,” ungkap Rijanto.

Baca juga: Kendaraan Yang Datang Ke Kabupaten Blitar Lewat Selorejo Hari Ini Disemprot Disinfektan

Meski begitu, Ia tetap mengajak para pelaku UMKM ini untuk optimis mencari solusi terbaik untuk menjaga stabilitas ekonomi usahanya, selama saat – saat genting oleh ancaman Covid-19 ini berlangsung.

“Untuk mengatasi masalah kebangkrutan di dalam usaha, tadi ada yang mengalihkan usaha membuat masker, yang semula memproduksi aksesoris. Namun begitu, tidak semua pengusaha bisa beralih seperti itu, karena pangsa pasarnya tidak sama,” tukas Rijanto. (adv/kmf)

 

Pewarta: Achmad Zunaidi

Pos terkait