60DTK-Gorontalo: Nurhayati Sintia Massa kembali mengharumkan nama Gorontalo di kanca Nasional. Setelah sebelumnya, Ia pernah mengharumkan nama Gorontalo di ajang pemilihan Putri Pariwisata Indonesia tahun 2012, wanita yang kini aktif sebagai Master of Ceremony (MC) itu kembali membawa nama Gorontalo di ajang Master Chef Indonesia Season 6.
Meskipun ikut audisi di Kota Jakarta, tetapi Sintia menegaskan, keikutsertaanya itu tetap membawa nama Gorontalo dengan misi untuk memperkenalkan kuliner khas daerah tercintanya.
“Waktu itu mendaftar online dulu, terus Cuma dibuka lima daerah yang dibuka untuk kota audisi (Jakarta, Bandung, Bali, Surabaya dan Banjarmasin). Jadi Akhirnya pilih yang audisi Jakarta, tapi tetap bawa nama Gorontalo”, jelas Sintia.
Selain membawa nama Gorontalo, Ia juga ingin membuktikan bahwa ibu rumah tangga bisa bersaing di Gallery Master Chef Indonesia.
“Jadi ikut Master Chef karena saya juga pengen (ingin) buktikan kalau ibu rumah tangga itu berada di Master Chef Indonesia. Jadi selama ini, mungkin orang berpendapat kalau ketika ada di Master Chef itu harus orang yang punya sklill”, tutur ibu dari satu anak itu.
Misi untuk memperkenalkan kuliner khas Gorontalo, dilakukan Sintia selama mengikuti audisi. Pada audisi sebelumnya, Ia membuat hidangan Woku Tuna kepada para juri untuk menentukan layak atau tidak Ia berada di Master Chef Indonesia.
Pada audisi selanjutnya, Sate Balanga menjadi menu pilihannya. Ia tidak menyangka, ciri khas setiap makanan Gorontalo yang identik dengan pedas, mampu membawanya ke babak selanjutnya (bootcamp).
Meskipun sempat menuai komentar dari Chef Juna, Sintia tetap diberikan kesempatan dengan perolehan vote dua yes dari Chef Juna dan Chef Renata, sementara no dari Chef Arnold.
“Kalau dari penilaian juri sih, tadi katanya enak. Chef Juna, Chef Renata dan Chef Arnold, tiga-tiganya bilang enak. Bumbunya pas, pedasnya pas, balance antara pedas, manis itu pas”, tambahnya.
Di akhir wawancara Sintia berharap kepada masyarakat Gorontalo, untuk memberikan dukungan positif. Mengingat, untuk masuk di acara yang bergengsi itu harus melalui persaingan yang kuat di antara ribuan peserta yang ikut.
“Dengan background teman-teman yang punya skill memasak yang memang background-nya sekolah, yang memang chef. Jadi memang tidak mudah itu untuk ada di titik ini”, imbuhnya.
Penulis: Kasim Amir