60DTK-KABGOR – Lomba pacuan kuda yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo setiap lebaran ketupat, dalam beberapa hari ke depan akan segera mulai. Tidak berbeda dengan sebelumnya, lomba tersebut akan kembali dilaksanakan di lapangan Golf desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo.
Berangkat dari hal ini, apakah anda pernah bertanya bagaimana perawatan yang dilakukan untuk menjaga kuda pacu tersebut tetap sehat dan bugar hingga lomba dimulai?
Baca juga : Libur, Kuota Pendakian Gunung Semeru Penuh
Menurut salah satu peserta lomba pacuan kuda yang berasal dari Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Ismail Wartabone, guna menjaga kesehatan kuda pacu, salah satu yang Ia lakukan adalah memperhatikan makanannya.
“Jadi bukan sembarang makanan. Saya sendiri memberi makan kuda ini dengan beras milu, orbs, dan eragon,” ujar Ismail Wartabone saat ditemui, Jumat (7/06/2019) sore.
Ia menjelaskan, pemberian makanan khusus yang telah disebutkan sebelumnya ini telah dilakukan sejak tiga bulan yang lalu. Dan memang, Ia menyatakan bahwa khusus untuk pakan kuda ini Ia mengeluarkan cukup banyak biaya.
“Untuk eragon itu satu karung dengan berat 40 kg harganya sekitar Rp.500.000. Yang lainnya seperti beras milu saya beli 50 kg dan orbs 20 kg. Tapi dua jenis makanan itu harganya agak rendah,” jelasnya.
Ia juga menuturkan, harus memberi makan kuda tersebut sebanyak dua kali dalam satu hari yakni pukul 09.00 dan 17.00 WITA
“Takarannya beras milu 3 kg, orbs 1 kg, dan eragon 3 kg satu kali makan. Kalau minum, satu ember saja,” kata Ismail.
Sementara itu, peserta lainnya yang berasal dari Kabupaten Boalemo, Diky Ajami, juga mengakui perawatan kuda membutuhkan biaya yang cukup besar.
“Untuk kuda pacu begini makanannya impor. Seperti milu, eragon, dan kacang hijau, kita beli di Manado,” ucap Diky.
Dengan begitu, Ia pun mengungkapkan, untuk setiap satu ekor kuda pacu, bisa menghabiskan dana hingga 5 juta rupiah untuk pembelian pakan dalam satu bulan.
“Eragon saja, satu karung harganya Rp.500.000. Belum yang lainnya semacam beras milu dan kacang hijau,” tukasnya.
Pewarta : Andrianto Sanga
Editor : Nikhen Mokoginta