60DTK, Tulungagung – Akibat pandemi corona, omset pengrajin tas obrok atau tas sayur di wilayah Ngunut, Kabupaten Tulungagung menurun.
Sejak pemberlakuan kebijakan social distancing, pembatasan aktivitas produktif di luar rumah berdampak kepada pelaku ekonomi.
Untuk itu, banyak pengelola yang mengambil langkah mempulangkan sementara sebagian pekerjanya. Bahkan ada juga yang menutup usaha sementara waktu.
Ela Haryati misalnya, salah satu pengelola pengrajin tas di wilayah Ngunut ini mengatakan, dari hasil penjualan yang didapat saat ini hanya mampu untuk membeli bahan dasarnya kembali. Sehingga, pihaknya tidak mampu memberi upah karyawan yang bekerja.
“Dalam kondisi seperti ini kami sudah tidak kuat untuk memperkerjakan orang lagi. Dan sekarang, hanya kita kerjakan bersama keluarga karena sepi order,” ungkap Ela, saat ditemui dirumahnya, Minggu (03/05/2020).
Ela mengungkapkan, sebelum pandemi covid-19 ini, omset penjualanya mencapai Rp10 hingga Rp12 juta perbulan. Bahkan bisa dua kali lipat di saat-saat tertentu.
Namun belakangan kata Ela, hasil penjualan mengalami penurunan dan dia merasa enggan jika harus beralih usaha. Sementara, Ia berfikir mungkin semua mengalami hal yang sama sepertinya.
“Untuk itu agar dapat bertahan, saya bersama keluarga menjadi buruh jahit pembenah tas dari partai yang lebih besar. Sambil melayani orang yang beli tas secara perbijian. Dan itupun tidak tiap harinya ada,” tukasnya.
Pewarta : Firda Danava Editor: Kasim Amir