Harga Cabai Rawit di Kota Gorontalo Melonjak dari Biasanya

Serlin Ibrahim salah satu pedagang di Pasar Dungingi, Kota Gorontalo yang ditemui wartawan 60dtk.com. Selasa (22/10). Foto: Zulkifli M.

60DTK – Kota Gorontalo: Harga cabai rawit di beberapa pasar di Kota Gorontalo melonjak dari harga biasanya. Umumnya harga cabai rawit dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogram, kini harga jual cabainya naik dari biasanya. Kisarannya dari harga termurah Rp 110.000 per kilogram sampai dengan harga termahal Rp 120.000 per kilo gram.

Naiknya harga cabai ini juga diakui oleh pedagang di pasar Dungingi Kota Gorontalo. Para pedagang mengakui harga cabai yang dijual per liter dengan ukuran kecil dijual dengan harga Rp 10.000, kini harganya menjadi Rp 20.000 per liter kecilnya.

Bacaan Lainnya

“Harga rica sekarang yang kami beli dari pengepul atau distributor seharga Rp 110.000 – Rp 120.000 per kilogram. Ada juga rica yang dijual dari luar daerah dengan kisaran  Rp 50.000 per kilogram. Tapi orang Gorontalo lebih suka rica dari daerah sendiri,” ujar Serlin Ibrahim, salah satu pedagang yang ditemui wartawan 60dtk.com di pasar Dungingi Kota Gorontalo, Selasa (22/10/2019).

Serlin juga mengatakan, mahalnya harga cabai rawit karena musim kemarau yang masih dirasakan sampai dengan saat ini. Selain itu juga, menurut Serlin, harga cabai pada bulan kemarin berkisar di antara 25-35 ribu rupiah per kilogram, dan kemudian naik ke harga 50 ribu; terus naik ke harga 80 ribu dan puncaknya pada bulan Oktober ini khususnya pada minggu ketiga harga cabai naik dengan harga jualnya Rp 110.000 – Rp 120.000 per kilogram.

“Saya jual rica yang di daerah, dibandingkan yang dari luar daerah seperti Sulteng. Karena banyak pelanggan saya yang suka, selain rasanya yang pedas saya juga selalu mengutamakan kualitas dari rica itu sendiri.”

Kata Serlin, cabai yang ia beli dari pengepul atau distributor tak serta merta ia jual. Ada proses penyortiran yang harus ia selesaikan, karena banyak cabai yang rusak. Selain harga yang mahal dibeli dari pengepul, cabai yang hitam dan sudah tidak layak dikonsumsi juga menjadi masalah buat Serlin sendiri.

“Setiap penjualan rica ini saya hanya mengambil keuntungan 5 ribu sampai 10 ribu saja. Itupun pembelian rica dari pengepul harus saya bersihkan sendiri, saya tidak mau menjual yang rusak digabung sekaligus dengan rica yang masih bagus. Banyak pelanggan saya beli di tempat ini karena kualitas rica yang saya jual bersih, dan rica yang tidak layak tadi terpaksa harus saya buang,” ujarnya.

Selain mengunjungi lapak Serlin, tim 60dtk.com juga mengunjungi beberapa lapak  pedagang yang menjual cabai rawit di pasar Dungingi, untuk memastikan kesamaan harga jual cabai di pasar tersebut.

Ibu Tatih pedagang lain yang ditemui mengakui hal yang sama dengan Serlin, menurutnya, harga cabai ini mahal dari bulan Oktober ini. Dan kisaran harga cabai yang mereka beli dari pengepul seharga Rp 120.000.

“Harga cabai naik memang naik, dan saya jualnya di ukuran liter kecil itu seharga 20 ribu rupiah,” ujar Ibu Tatih.

Senada dengan kenaikan harga cabai, pedagang lainnya yang berjualan di pasar Dungingi itu pun mengakui hal yang sama. Menurutnya, kenaikan cabai ini dipengaruh oleh cuaca dan musim kemarau yang melanda Gorontalo.

“Rica mahal ini karena kemarau, saya terakhir beli tadi di pengepul harganya Rp 120.000 per kilogram. dan saya menjualnya kembali dengan harga Rp 130.000/kg. Keuntungan saya mungkin hanya 10 ribu rupiah di setiap penjualan, tapi saya tidak tahu dengan pedagang lainnya, apakah harga jualnya sama dengan saya atau tidak,” ujar salah satu pedagang pasar Dungingi yang tidak mau disebutkan namanya.

Penulis: Zulkifli M.

Pos terkait