IDI Gorontalo Minta Pemerintah Maksimalkan Pengadaan APD Untuk Tenaga Medis

Ketua IDI Provinsi Gorontalo, Irianto Dunda (tengah), saat menggelar konferensi pers terkait kondisi faktual penanganan dan pencegahan Covid-19, Minggu (29/03/2020). (Foto - Hendra 60dtk)

60DTK-Gorontalo: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan harapannya agar pemerintah bisa lebih giat dalam memaksimalkan pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) untuk setiap dokter dan tenaga medis lainnya.

Pasalnya, hingga saat ini, sudah ada 10 dokter Indonesia yang meninggal dunia setelah menangani banyak pasien positif Covid-19.

Bacaan Lainnya

Baca juga: Gorontalo Terima Bantuan 50 Set APD Dari Ketua KKSS

Hal diungkapkan langsung oleh Ketua IDI Provinsi Gorontalo, Irianto Dunda, saat menggelar konferensi pers terkait kondisi faktual penanganan dan pencegahan Covid-19, di Kantor IDI Gorontalo, Minggu (29/03/2020).

“Kami para dokter yang tergabung di Ikatan Dokter Indonesia, berharap agar lebih memaksimalkan pengadaan alat pelindung diri bagi sejawat tenaga kesehatan se – Provinsi Gorontalo,” jelas Irianto.

Baca juga: APD Tenaga Medis Diprioritaskan Untuk Rumah Sakit Rujukan Corona

Menurutnya, hal ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat tenaga medis selalu berada di garda terdepan untuk menangani penyebaran Covid-19 di Indonesia. Dengan begitu, menurutnya, tenaga medis perlu punya senjata kuat (APD) yang mampu melindungi mereka dari virus tersebut.

“Kami tolong diberikan senjata (APD). Kami tidak mau mati konyol bergerak tanpa penanggulangan. Kami mengabdikan jiwa raga kami untuk rakyat, tapi kami juga harus dilindungi,” tegas Irianto.

Baca juga: Tangani Virus Corona, IDI Gorontalo Minta Tenaga Medis Dilengkapi APD

Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Satgas Penanganan Covid-19 di Provinsi Gorontalo, Alaludin Lapananda. Ia menjelaskan, hal ini juga menjadi penting karena ada aturan juga yang mengikat penggunaan APD, yakni hanya untuk sekali pakai.

“Kemarin saya dengar pengadaan APD sebanyak 2 ribu, dan itu pun bantuan pemerintah pusat. Padahal jika kalau ada satu pasien positif, 5 orang yang menjaga, maka menggunakan 5 APD,” tutup Alaludin.

 

Pewarta: Hendra Setiawan

Pos terkait