60DTK-Opini: Ada sebuah gambar menarik dari akun instagram @motivasi.mindset. Gambar yang diunggah pada hari Sabtu, 11 Januari 2020 itu saya lihat sudah dibubuhi keterangan: “2 hari yang lalu”, dan “lihat semua 208 komentar”.
Ini gambarnya:
Keterangan yang ada di gambar itu sangat jelas. Saya pribadi kemudian memilih tabung ungu, yakni kembali ke umur 10 tahun dengan semua pengetahuan dan skill yang anda miliki sekarang. Mungkin ada dari kalian yang membaca tulisan ini, pilihannya sama dengan saya, dengan berbagai alasan yang berbeda. Kemudian saya membaca komentar yang ada pada unggahan itu dan sebagian besar memilih tabung berwarna ungu.
Ada dua hal yang terbesit di pikiran saya ketika saya melihat, membaca, dan kemudian memilih membaca komentar dari unggahan tersebut. Pertama, tentang Yuval Noah Harari dengan karangan fenomenal-nya, Homo Deus a Brief History of Tomorrow, sebuah best seller internasional yang telah terjual lebih dari dua juta kopi. Kedua, membuat tulisan yang sedang Anda baca ini.
Baca juga: Olongia Dan Kuasa, Potret Kiprah Perempuan Gorontalo
Harari menjelaskan kepada kita dengan data yang jelas di setiap pembahasannya, termasuk tiga masalah mendasar umat manusia dari masa ke masa, yaitu kelaparan, wabah, dan perang. Sampai pada awal milenium ketiga, tiga masalah yang selalu membayangi umat manusia tersebut bisa teratasi.
Lantas, ketika masalah mendasar yang menjadi ancaman bagi umat manusia itu telah diatasi dengan kekuatan ilmu pengetahuan, ada hal menarik yang dijabarkan oleh Harari yang menjadi kemungkinan atau bahkan telah ada upaya mewujudkan kemungkinan itu menjadi nyata. Harari menulis: “…Having reduced mortality from starvation, disease, and violence, we will not aim to overcome old age and even death itself. Having saved people from abject misery, we will now aim to make them positively happy. And having raised humanity above the beastly level of survival struggles, we will not aim to upgrade humans into gods, and turn Homo sapiens into Homo deus.”
Baca juga: Merasa Pintar, Bodoh Saja Tak Punya
(…setelah berhasil mereduksi angka kematian dari kelaparan, penyakit, dan kekerasan, kita kini mengincar tujuan utama mengatasi usia tua dan bahkan kematian itu sendiri. Setelah menyelamatkan orang dari penderitaan hina, kita kini akan menuju pada kebahagiaan yang positif. Dan, setelah mengangkat manusia di atas level binatang dalam level survival, kita kini berusaha meningkatkan manusia menjadi dewa – dewa, dan mengubah Homo sapiens menjadi Homo deus).
Upaya – upaya untuk menunda kematian atau bahkan menolak kematian adalah sebuah upaya yang sedang dikembangkan oleh dunia barat saat ini, katakanlah anak perusahan dari Google yang diluncurkan pada tahun 2013, yaitu Calico dengan misi ‘mengatasi kematian’. Bahkan dalam sebuah wawancara bersama Pimpinan Google Venture (perusahan ventura kapital yang dimulai Google pada tahun 2009 dan telah banyak berinvestasi di bidang teknologi dan beberapa perusahaan lainnya), Bill Maris pada tahun 2015, Ia mengatakan bahwa, “Jika anda tanya saya hari ini apakah mungkin hidup sampai 500 tahun, jawabannya adalah, ya”.
Baca juga: Aksi Refleksi GESTAPU, Dan Kisah – Kisah Di Baliknya
Jika kita tidak bisa kembali ke masa lalu dengan kemampuan kita saat ini seperti pada keterangan di tabung ungu, setidaknya ada proyek untuk memperpanjang usia umat manusia yang normalnya di kisaran 60 – 80 tahun akan berlipat ganda 150 – 200. Pernikahan yang berlangsung di usia 20 – 25 tahun mungkin terjadi pada usia 40 – 45 tahun. Mungkin sebagian dari kita menganggap itu sebuah ketidakmungkinan, tetapi sementara ini proyek itu sedang dilaksanakan. Sederhananya, film fiksi ilmiah dalam Marvel Cinematic Universe, khususnya kondisi Captain Amerika mungkin akan terjadi di dunia nyata, entah 100, 200, atau mungkin 300 tahun lagi.
Mungkin akan lahir perdebatan terkait dampak baik atau buruk dari proyek ini atau bahkan proyek lain yang mempengaruhi biokimia dalam tubuh manusia. Tetapi dalilnya hanya satu, yaitu untuk kebahagiaan global, termasuk anda yang menolak proyek melawan kematian, tetapi masih dengan bangga mengatakan kalimat, “Percayalah, Sayang, Cintaku, ini akan abadi, takkan termakan ruang dan waktu”. (rds)