60DTK, Gorontalo – Gubernur Rusli Habibie memperjuangkan penambahan jatah solar bersubsidi untuk Gorontalo. Jenis BBM (JBT) ini sempat menjadi keluhan nelayan dan petani, karena jatah untuk Gorontalo tahun 2022 berkurang.
Setelah menyurat resmi ke BPH Migas pekan lalu, Rusli Habibie menemui Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas, Patuan Alfons Simanjuntak.
Ada tiga hal menjadi pertimbangan Rusli Habibie agar jatah JTB Solar untuk Gorontalo tahun ini harus bertambah. Pertama sektor pertanian, perikanan dan kehutanan menjadi penggerak ekonomi daerah sebesar 38,92 persen.
Kedua soal inflasi Gorontalo 2,59 persen tahun lalu lebih banyak berasal dari sektor cabai rawit, tomat dan kelompok ikan segar.
“Nah sektor pertanian, perikanan dan kehutanan ini menjadi pengguna utama JBT solar atau solar bersubsidi. Jika jatahnya berkurang, khawatir akan memicu kenaikan-kenaikan harga,” ujar Kepala Dinas PM, ESDM dan Transmigrasi Bambang Trihandoko.
Bambang menambahkan, jatah solar bersubsidi untuk Gorontalo berkurang tahun 2022. BPH Migas hanya memberikan jatah 36,525 KL dari tahun lalu sebanyak 37.961 KL.
“Ada penurunan 4,5 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi hingga Maret ini saja sudah 7.436 KL atau setara dengan 21 persen. Kalau tidak bertambah, khawatirnya akan habis di bulan Oktober,” sambung Bambang.
Petani dan nelayan mulai merasakan pengurangan jatah solar bersubsidi ini. Jika selama ini petani mendapatkan jatah 50 liter berkurang menjadi 35 liter.
Nelayan sekali melaut bisa mendapat jatah 90 KL tinggal 60KL. Nelayan dan petani pernah mengeluh kepada Gubernur Gorontalo pada Forum Rapat beberapa waktu lalu.
“Kita berharap permohonan Pak Gubernur ini memperoleh respon baik dari BPH Migas. Ini langkah kita mengirim surat dan melakukan pertemuan, semoga hasilnya baik untuk warga Gorontalo,” harap Bambang. (ksm/rls)