60DTK, Sulawesi Utara – Nikhen Mokoginta, atau yang lebih dikenal dengan nama Nikhen Moko, berhasil menapaki 50 puncak gunung di seluruh Indonesia, setelah dirinya melakukan perjalanan keliling Indonesia selama kurang lebih satu tahun.
Banyak yang bertanya-tanya, “Apa yang tengah dilakukan perempuan asal Sulawesi Utara ini?”
“Panggil saja Nikhen.” Begitu ucapnya sambil tersenyum hangat, ketika ditemui awak media 60dtk baru-baru ini. Dari pertemuan itulah, 60dtk menemukan sebuah jawaban lugas yang penuh percaya diri yang menjawab tuntas pertanyaan, “Kenapa Anda mau capek-capek melakukan semua ini?”
“Ini mimpi saya sejak lama, dan saya tidak mau berkompromi dengan itu,” ujarnya dengan sorot mata yang kokoh.
Sudah sejak masih duduk di bangku SMA, Nikhen telah bercita-cita untuk melakukan perjalanan keliling Indonesia. Motivasinya hanya satu, Ia ingin menjadi seorang travel writer. Sederhananya, Ia ingin menulis sembari melakukan perjalanan. Maka, Ia pun bertekad segera setelah Ia meraih gelar sarjana nanti, Ia akan langsung memulai perjalanan menapaki cita-citanya ini.
Benar saja. Satu bulan setelah Ia meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi dari Universitas Negeri Gorontalo dengan predikat sangat memuaskan, Ia langsung memacu diri menuju tujuan pertama: Pulau Sumatra. Sejak saat itu pula, Ia telah begitu berambisi untuk mencapai puncak-puncak gunung tinggi yang ada di Indonesia.
“Saya memang ingin menapaki tiap gunung yang ada di kota-kota yang saya datangi. Namun, keinginan itu lama-lama berubah menjadi ambisi untuk bisa mencapai jumlah gunung tertentu. Saya ingat sekali waktu itu sedang di Bali, dan akhirnya saya putuskan untuk mencapai 100 gunung di seluruh Indonesia,” kenang perempuan yang juga berprofesi sebagai jurnalis itu, dengan mata menerawang.
“Keputusan itu saya buat dengan kesadaran penuh, bahwa untuk mencapai hal besar, saya memang harus memberi target besar sejak awal. Lagipula, dengan target seperti itu saya merasa bisa lebih bersemangat menjalani petualangan yang tidak mudah ini,” sambungnya.
Meski begitu, Ia mengaku sebenarnya jika menghitung secara bulan per bulan atau tahun yang berganti secara full tanpa jeda, perjalanannya ini sudah lebih dari satu tahun. Berbeda dengan jika hanya menghitung total waktu perjalanan.
“Saya memulai perjalanan ini sejak Agustus 2022, tapi saya sempat kembali ke Gorontalo karena urusan organisasi selama satu bulan. Sekitar bulan April juga saya sempat kembali ke rumah orang tua di Bolaang Mongondow Utara, pas Idulfitri. September baru-baru kemarin juga saya sempat buru-buru kembali dari Jakarta ke Kotamobagu waktu bapak meninggal, itu bahkan hampir dua bulan. Jadi dengan minus-minus itu, saya bisa bilang perjalanan saya totalnya baru satu tahun,” beber Nikhen dengan ekspresi sedikit redup.
Perempuan yang juga doyan membaca ini pun membeberkan daftar gunung yang sudah Ia jajaki sejak awal perjalanan yang Ia beri tajuk #KelanaNusantara ini. Di paruh akhir 2022, yakni mulai Agustus hingga Desember 2022, Ia mendaki 3 gunung di Sumatra Barat, yakni Gunung Sago, Gunung Marapi, dan Gunung Talang, serta 1 gunung di Sulawesi Utara, yakni Gunung Tampusu.
Di paruh awal 2023, terhitung mulai Januari hingga Juni 2023, Ia menyelesaikan sebanyak 14 pendakian di banyak provinsi, di antaranya Gunung Batur dan Gunung Agung di Pulau Bali; Gunung Sangeang Api di Nusa Tenggara Barat; Gunung Bawakaraeng dan Gunung Latimojong di Sulawesi Selatan; Gunung Empung dan Lokon di Sulawesi Utara; Gunung Palakala di Gorontalo; Gunung Rorekautimbu di Sulawesi Tengah; serta lima gunung di Jawa Tengah, yakni Gunung Lawu, Merbabu, Sindoro, Prau, dan Gunung Slamet.
Di paruh akhir tahun 2023, terhitung mulai Juli hingga Desember, lebih gila lagi. Sepanjang itu, Nikhen menyelesaikan 18 gunung di berbagai kota yang ada di pulau-pulau besar di Indonesia. Terbanyak, ada di Pulau Jawa. Ia menjajaki Gunung Andong dan Telomoyo di Jawa Tengah; Gunung Bekel, Wilis, Buthak, dan Gunung Kawi di Jawa Timur; Gunung Karang dan Aseupan di Banten; serta Gunung Gede dan Pangrango di Jawa Barat.
“Setelah pendakian Gede dan Pangrango itulah baru saya buru-buru kembali ke rumah di Kotamobagu, karena menerima kabar bapak meninggal,” sebutnya di tengah-tengah berbagai data gunung yang sedang Ia beberkan.
“Baru setelah 50 hari bapak pergi, saya kembali melakukan perjalanan, tapi kali ini ke arah timur Indonesia, biar lebih dekat untuk kembali ke Kotamobagu saat 100 hari bapak,” imbuhnya.
Maka, di timur Indonesia inilah dia menyelesaikan 8 gunung lainnya, di antaranya Gunung Gamalama, Marijang, dan Gamkonora di Maluku Utara; Gunung Api Banda, Salahutu, dan Gunung Binaiya di Maluku; serta Gunung Mahawu dan Toulangkow di Sulawesi Utara.
Dengan begitu, terhitung sejak Agustus 2022 hingga Desember 2023 (yang terpotong beberapa bulan), total ada 37 gunung yang Ia daki di paruh waktu itu.
“Sisa 13 gunung lainnya itu adalah gunung-gunung yang sudah saya daki sejak tahun-tahun sebelumnya, seperti Semeru, Ijen, Rinjani, Klabat, Penanggungan, Kerinci, dan seterusnya,” jawabnya ketika ditanya ke mana sisa 13 gunung lainnya yang melengkapi total 50 gunung yang Ia daki.
Di akhir pertemuan dengan perempuan yang juga telah melahirkan dua buku karya sendiri ini, Ia dengan tegas mengatakan bahwa perjalanannya belum selesai, masih ada 50 gunung lagi yang harus Ia daki untuk menuntaskan mimpi yang telah Ia bangun dan pertahankan sejauh ini.
“Mungkin 50 gunung sebelumnya saya sedikit agak santai, ya karena ada 13 gunung yang sudah saya daki tahun-tahun sebelumnya dan ikutan nimbrung di total itu. Tapi untuk 50 gunung berikutnya, gaada istilah-istilah santai, karena full 50 gunung harus saya tuntaskan,” tutupnya semangat sambil tersenyum puas.