60DTK, Blitar – Gerah dengan pemberitaan yang beredar, Tim Relawan Merapi 5 (Satrio Keren) Santoso/Tjutjuk, Gruduk Polres Blitar Kota.
Rudi Puryono, salah satu relawan tim Merapi 5 Satrio Keren kepada 60DTK mengatakan, bahwa kedatangan timnya ini, untuk memastikan apakah benar Polres Blitar Kota telah menerima laporan dari Kuasa Hukum M. Samanhudi Anwar, yaitu Joko Trisno Mudiyanto, yang melaporkan dugaan kasus penipuan dan penggelapan dana Rp. 600 juta yang melibatkan salah satu pasangan calon (paslon) nya yang ia bakal menangkan dan tak lain saat ini sedang menjabat sebagai Wali Kota Blitar.
“Kedatangan kita untuk menanyakan langsung apakah benar yang dilaporkan itu adalah Wali Kota yang saat ini menjabat, itu yang pertama. Sedangkan yang ke dua, warga yang kami antar ke sini atau kami datang di sini adalah tidak bisa menerima karena Wali Kota ini baru beberapa bulan dilantik, yang disebut sebagai penipu atau menggelapkan uang,” terang Rudi.
“Oleh karena itu kami datang ke Polres ini untuk mengklarifikasi, namun demikian hari ini beliau Pak Kapolres dan Kasat Reskrim ada tugas ke Polda Jawa Timur, sehingga kami tidak bisa untuk menemui beliau. Informasinya, baru besok ketemu jam 13.00 WIB, apabila rekan-rekan media tidak ada kesibukan silahkan besok ikut bersama-sama kami datang ke sini lagi,” lanjutnya.
Baca Juga: Diduga Melakukan Penipuan, Wali Kota Blitar Menanggapinya Dengan Dingin
Rudi menambahkan bahwa warga Kota Blitar secara umum tidak terima kalau wali kota mereka dianggap sebagai penipu. Karena, menurut Rudi, ini sudah menyebut institusi Wali Kota, itu maksudnya personil, apa institusinya.
“Sementara, wali kota adalah sebuah perangkat lembaga institusi negara dan kami selaku warga masyarakat dan ketua relawan keberatan bahwa Walikota Blitar, disebut penipu,” tandasnya.
Hal yang sama disampaikan Heru Brillian, Ketua Tim Relawan Merapi 5 Satrio Keren Pemenangan pasangan Santoso/Tjutjuk. Ia tidak menerima terkait yang dituduhkan kepada walikota.
“Ini tahun politik jangan membuat black campaign atau kampanye hitam, jelang pilkada 2020 di Kota Blitar. Saya berharap jangan sampai membuat Pilkada yang selalu damai di Kota Blitar ini menjadi keras, ini apa. Macam film coboy di era 80-an saja. Yang mana, antar gangster saat berkuda di jalanan saling memprovokasi,” pungkasnya dengan tegas.
Pewarta: Achmad Zunaidi