60DTK-POHUWATO – Di usianya yang memasuki 16 tahun, Kabupaten Pohuwato tentu sudah banyak melahirkan perubahan yang hingga saat ini tengah dinikmati masyarakatnya.
Dan tentu, hal tersebut tidaklah mudah. Berbagai prestasi dan perubahan di berbagai sektor di Bumi Panua itu sudah ditorehkan oleh masing – masing pemimpin, salah satunya Bupati Kabupaten Pohuwato, Syarif Mbuinga yang hingga kini telah menjabat selama dua periode.
Selain itu, sejauh ini Kabupaten Pohuwato juga sudah banyak melahirkan generasi muda berprestasi, baik di bidang akademik, maupun prestasi yang ditunjukkan melalui peran serta dalam membangun daerah Kabupaten Pohuwato. Hal ini tentu tak luput dari kerja keras pemerintah Kabupaten Pohuwato di bawah tangan dingin Syarif Mbuinga.
Baca juga : Ingin Patahkan Golkar Di Pilgub, Kubu Lawan Berusaha Rebut Syarif
Karenanya, berdasarkan presentasi torehan prestasi, serta program yang sukses dilaksanakan oleh Bupati Pohuwato itu, sempat mencuat isu terkait sosok pemimpin yang akan menggantikan posisi Syarif Mbuinga selanjutnya.
Bahkan, akhir – akhir ini berbagi macam bakal calon kepala daerah mulai bertebaran di beranda media sosial serta ruang diskusi publik lainnya. Wacana diskusi yang terbangun juga seragam, yakni berkaitan dengan siapa sosok yang mampu menggantikan Syarif Mbuinga.
Menanggapi hal itu, salah satu anak muda daerah Kabupaten Pohuwato, Janwar Hippy menilai bahwa sosok pemimpin seperti Syarif Mbuinga merupakan cerminan yang patut dicontoh putra dan putri daerah, terutama bagi siapapun nanti yang akan menggantikannya.
“Beliau merupakan sosok pemimpin yang banyak memberikan pelajaran dan perhatian lebih kepada putra – putri daerah Kabupaten Pohuwato. Apalagi dengan berbagai prestasi yang telah ditorehkannya untuk nama baik Kabupaten Pohuwato itu sendiri,” ujar pria muda itu, Senin (10/06/2019).
Dari sekian banyak wacana yang muncul terkait sosok pemimpin yang akan menggantikan Syarif, efeknya hingga mengerucut pada isu calon kepala daerah import dan calon kepala daerah lokal.
Terkait hal ini, Janwar Hippy pun mengungkapkan bahwa menurutnya, masyarakat Pohuwato adalah masyarakat yang majemuk dan pandai membaur.
“Jika berkaca pada konteks sosiokultural di Banuroja, Pohuwato, maka kita akan menemukan bahwa masyarakat Pohuwato kita tidak kaku dalam menanggapi perbedaan budaya. Masyarakat kita terbiasa hidup dengan para pendatang,” ujar Janwar.
Tak hanya itu, Janwar juga berpendapat bahwa sudah saatnya anak muda Pohuwato berani membuka ruang kepada siapa saja yang ingin mencalonkan diri sebagai kepala daerah di Kabupaten Pohuwato.
“Di beberapa daerah maju dan bahkan di ibu kota negara, kita menyaksikan beberapa kali ibu kota, Jakarta dipimpin oleh orang yang bukan asli Jakarta. Padahal jakarta sendiri sebagai ibu kota negara dengan tingkat kecerdasan masyarakatnya bisa dibilang ideal,” tuturnya.
Namun memang, Janwar berkeyakinan bahwa isu stop import calon kepala daerah ini adalah isu yang memang sengaja diembuskan.
“Isu ini sengaja diembuskan, karena memang menguntungkan kubu tertentu. Saya berharap utamanya kepada teman – teman muda segenerasi, agar tidak termakan hasutan primordialisme yang secara tidak langsung mencederai nilai pluralitas dan kebinekaan kita,” kata Janwar tegas.
Menurutnya, tidak ada satupun hasil riset akademik hingga saat ini yang bisa menyimpulkan bahwa masyarakat Pohuwato akan sengsara jika dipimpin oleh orang dari luar Pohuwato.
“Saya pikir tidak ada hasil penelitian seperti itu, dan tidak ada juga jaminan yang mampu menggaransi kepercayaan rakyat bahwa mereka akan lebih sejahtera jika dipimpin oleh orang asli Pohuwato,” tutup pemuda asal Patilanggio itu.
Pewarta : Moh. Effendi
Editor : Nikhen Mokoginta