Lebih Dari 7000 Warga Jadi Korban Banjir di Kabgor

Sejumlah warga Desa Buhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, saat berada di tempat pengungsian. (Foto: Istimewa)

60DTK, Kabupaten Gorontalo – Perubahan iklim yang terjadi membuat curah hujan di Provinsi Gorontalo, khususnya Kabupaten Gorontalo menjadi sangat tinggi dan intens terjadi sejak beberapa waktu terakhir.

Akibatnya, berbagai bencana alam pun terjadi, mulai dari banjir hingga tanah longsor. Banyak rumah warga, termasuk kantor pemerintahan, kantor swasta, sekolah, hingga kampus yang terendam banjir. Beberapa infrastruktur seperti jembatan dan jalan juga mengalami kerusakan karena aliran air yang begitu deras.

Bacaan Lainnya
Sejumlah warga Desa Buhu, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, saat berada di tempat pengungsian. (Foto: Istimewa)

BPBD Kabupaten Gorontalo mencatat, hingga sejauh ini, sudah ada lebih dari tujuh ribu warga menjadi korban bencana alam yang terjadi di Kabupaten Gorontalo. Ribuan warga ini tersebar di beberapa desa yang ada di wilayah Telaga cs dan Limboto cs.

Baca juga: Pemkab Gorontalo Terima Bantuan Untuk Korban Banjir Dari Pemkot Gorontalo

“Ada lebih dari 2500 kepala keluarga atau lebih dari 7000 jiwa yang terdampak, sebagian besar dari mereka saat ini sudah kembali ke rumah masing-masing, dan sisanya masih ada di tempat pengungsian dan rumah keluarga mereka,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Gorontalo, Sumanti Maku di ruang kerjanya, Minggu (3/10/2021).

Untuk menangani korban banjir ini, kata Sumanti, Pemkab)Gorontalo sudah melakukan beberapa tindakan seperti melaksanakan evakuasi warga ke tempat pengungsian, mendirikan dapur umum, sampai memberikan bantuan berupa makanan siap saji.

“Hari ini kita juga sementara melakukan recovery, kegiatan pembersihan dan pemulihan aktivitas warga,” beber Sumanti.

Baca juga: Jalanan, Kantor, Sekolah hingga Kampus di Limboto Terendam Banjir

Khusus kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana, Ia mengingatkan agar tetap siaga, mengurangi aktivitas, dan turut menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Pasalnya, kata Sumanti, kondisi hujan seperti saat ini diperkirakan akan terus terjadi sampai bulan Desember, bahkan Januari 2022.

“Kita juga berharap masyarakat memiliki kepedulian dengan memberi informasi (bencana) kepada kita secepat mungkin,” tandasnya. (adv)

 

Pewarta: Andrianto Sanga

Pos terkait