60DTK – Internasional: Kepala Badan HAM PBB, Michele Bachelet, akhirnya angkat suara mengenai perubahan iklim yang terus menghantui bumi. Michele yang juga sebagai pemimpin Badan HAM PBB mengeluarkan peringatan, bahwa perubahan iklim merupakan ancaman global yang semakin besar terhadap HAM.
Ancaman yang dimaksud Michele antara lain berkurangnya sumber daya akibat pemanasan global yang meningkat setiap saat, akibatnya kelaparan, migrasi, dan konflik yang akan terjadi. Kata Bachelet saat berbicara pada pembukaan sesi ke-42 dari Dewan HAM PBB.
Dalam sebuah pidato, seorang perwakilan PBB dari Bahamas memperingatkan bencana alam dalam skala besar, seperti Badai Dorian baru-baru ini, akan menjadi fenomena baru.
Pemimpin Badan HAM PBB ini kemudian setuju, dan dalam sambutannya pada pidato tersebut, ia mengatakan perubahan iklim merupakan sebuah kenyataan yang berdampak pada setiap pelosok di dunia.
Michele pun mengatakan, darurat iklim ini mendorong peningkatan kelaparan global. Mengutip data statistik WHO, katanya, perubahan iklim akan menyebabkan tambahan jumlah angka kematian menjadi sekitar 250 ribu per tahun, antara 2030-2050, akibat kekurangan gizi, malaria, dan penyakit lainnya yang akan menghantui umat manusia di seluruh dunia.
“Dunia belum pernah menyaksikan ancaman terhadap HAM sebesar ini. Ini bukanlah sebuah situasi di mana negara, lembaga, penyusun kebijakan bisa berpangku tangan saja. Ekonomi semua negara, jaringan kelembagaan, politik, sosial, dan budaya setiap negara, dan hak-hak semua orang dan generasi penerusnya akan terpengaruh,” jelas Michele Bachelet dalam pidatonya.
Bachelet juga menegaskan, akan ada eskalasi konflik akibat perubahan iklim ini, dia mencatat, sekitar 40 persen perang saudara terjadi selama 60 tahun terakhir akibat degradasi lingkungan yang terjadi. Michele juga mengungkapkan keprihatinan khusus atas negara-negara di kawasan Sahel, yang merupakan daerah paling rentan terhadap perubahan iklim ini.
Sumber Berita dan Foto: VOA Indonesia