60DTK, Gorontalo – Seluruh elemen masyarakat saat ini terus melakukan berbagai upaya dalam menangkal paham radikalisme, termasuk Organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Gorontalo.
Ketua PMII Kabupaten Gorontalo, Firman Latuda menjelaskan pihaknya siap menjadi garda terdepan untuk melawan paham-paham radikalisme di tengah-tengah degradasi nasionalisme.
Firman mengungkapkan, salah satu cara yang dilakukan untuk menangkal paham-paham tersebut yakni memasifkan proses kaderisasi keanggotaan di lingkungan PMII Kabupaten Gorontalo.
“Selain ini proses kaderisasi, peserta menjalankan misi keumatan dalam hal ini setiap waktu sholat menyisihkan waktu satu jam untuk dakwah di mesjid-mesjid selama masa kaderisasi,” ujar Firman.
Lebih jauh Firman menjelasakan, dakwah ke mesjid-mesjid selain bagian dari proses kaderisasi, juga membawa misi keumatan yang menjadi cara dan strategi untuk menolak paham-paham radikalisme.
“Makanya kami PMII Kabupaten Gorontalo itu sendiri, sebagai garda terdepan untuk memberantas (paham radikalisme) itu. Menjalankan misi-misi keumatan di tengah-tengah kaderisasi yang kita jalankan,” tukas Firman.
Sementara itu Panitia Pelaksana Kaderisasi PMII Kabupaten Gorontalo Rayon Limutu FISIP, Rezki Hunawa menjelaskan dalam proses kaderisasi, peserta akan menerima sedikitnya 13 materi dari pemateri yang berbeda selama empat hari lamanya.
“Untuk pemateri-pemateri, ada 13 orang dengan materi yang berbeda. Dan materi paling krusial itu ialah Aswaja (Ahli Sunnah wal Jamaah), karena ini menjadi materi inti untuk peserta kader,” ujar Rezki.
Terkait dengan pelaksanaan kaderisasi lanjut Rezki, pihaknya tetap mengedepankan Protokol Kesehatan COVID-19 yang ketat.
“Kita tetap menggunakan masker dan juga menyediakan tempat cuci tangan dan juga menyediakan hand sanitizer kepada calon peserta,” tukas Rezki. (rds)