60DTK – KOTA GORONTALO : Selasa (12/1/2019), Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data angka kemiskinan yang menunjukan bahwa angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo hingga bulan September 2018 turun menjadi 15,83 % dibandingkan dengan bulan Maret 2018 sebesar 16,81%.
“Alhamdulillah hasil rilis BPS angka kemiskinan di Provinsi Gorontalo turun, dan yang paling membahagiakan kita turunnya itu tertinggi se Indonesia. Jadi sekarang 15,83%,” jelas Rusli
BACA JUGA : Semakin Mudah, Proses Perizinan Di KKP Sudah Online
Penurunan kemiskinan Gorontalo pada 0,98% menjadi yang tertinggi se Indonesia bila dibandingkan dengan daerah lain seperti Bangka Belitung 0,48% Kalimantan Barat 0,40%, Kepulauan Riau 0,37% dan Papua Barat 0,35%.
Menyambut kabar baik itu, Gubernur Gorontalo membeberkan rahasia suksesnya. Memastikan penerima bantuan sosial tepat sasaran dan sesuai dengan yang dibutuhkan merupakan salah satu jurus yang digunakan pemprov untuk turunkan angka kemiskinan.
“Kenapa turun? Yak arena kita mengubah apa yang harus kita ubah. Pertama sasaran penerima bantuan, ternyata selama ini kita masih terlena dengan usulan teman-teman di bawah yang harusnya tidak layak menerima tapi diberikan bantuan,” terang Rusli
BACA JUGA : Ingat Keterbatasannya Dahulu, Rusli Ajak Siswa SMK Syukuri Pendidikan Sekarang
Rusli melanjutkan, upaya lain yang dilakukan adalah pihaknya terus mengintensifkan pendataan hingga ke desa-desa siapa saja yang layak menerima bantuan program. Data penerima harus mengacu pada basis data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) atau warga yang benar-benar layak menerimannya.
Penurunan angka kemiskinan juga dipengaruhi oleh berbagai program sosial yang dilaksanakan sepanjang tahun 2018, salah satunya program Bakti Sosial NKRI Perduli. Program yang bergulir di setiap kecamatan seminggu sekali itu berisi operasi pasar murah dan pemberian santunan dari Baznas senilai Rp. 100.000 per orang kepada 1.000 warga miskin.
“Kita mapping setiap daerah yang rawan pangan dan butuh diintervensi. Jadi harga pangannya kita subsidi. Contohnya beras dijual di pasaran seharga Rp. 10.000 kita jual Rp. 7000. Ada juga rempah-rempah, minyak goreng, ikan, telur, dan lainnya,” urai Gubernur Rusli Habibie
(rls)