RSUD Ngudi Waluyo Luncurkan Kartu Pintar A BISMO

RSUD Ngudi Waluyo
Direktur RSUD Ngudi Waluyo, dr. Edah Woro Utami, MMRS Bersama Slogan Kartu Pintar A BISMO. (Foto: Istimewa)

60DTK, Blitar – Untuk mencegah terjadinya peningkatan resistensi antibiotik atau kebal terhadap antibiotika secara global, maka, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar melalui Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo meluncurkan inovasi kartu pintar A BISMO (Antibiotika Stop Mengorder Otomatis).

Disamping itu, mengapa inovasi itu diluncurkan, karena menurut dr. Edah Woro Utami, MMRS selaku Direktur RSUD Ngudi Waluyo saat ditemui awak media 60DTK di kantornya  Jl. Dokter Sucipto No.5, Beru, Kec. Wlingi, supaya dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dalam menggunakan antibiotika yang tepat atau bijaksana. Sehingga, resiko kematian atau kecacatan yang disebabkan oleh kuman (bakteri, Virus) yang kebal/resistance/tidak mati oleh Antimikroba dapat dicegah.

Bacaan Lainnya

“Walapun Antibiotik itu sendiri pada dasarnya juga sangat penting untuk mengobati berbagai infeksi. Akan tetapi dapat menimbulkan kehilangan efektivitasnya jika tidak diberikan secara tepat. Alurnya, bakteri akan berjuang kembali dengan mengadaptasi dan menemukan cara untuk bertahan hidup untuk melawan efek dari obat-obatan yang diberikan,” jelasnya, Senin (7/9/2020).

Baca Juga: Jokowi Gelontorkan Modal Bagi UMKM, Pemohon Ijin Usaha Melonjak Di Blitar

Kemudian teknis penggunaan kartu pintar A BISMO itu, kata Woro, nantinya setiap Dokter menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien dan selanjutnya pasien atau keluarga pasien mencatat di lembar kartu pintar yang diberikan kepada pasien, lalu dokter menulis di rekam medik elektronik. Dimana, secara otomatis kartu pintar itu akan terhubung langsung oleh bagian farmasi atau apoteker, apakah sitem itu nantinya stop order atau terbuka, tinggal melihat dari hasil rekam medik itu seperti apa.

“Namun begitu, setiap dokter terlebih dahulu wajib menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tiga hal. yakni, apakah indikasi pemberian Antibiotika, berapa dosis yang akan diberikan dan berapa lama penggunaan Antibiotika itu dapat dipergunakan,” lanjut woro.

Baca Juga: Pemdes Pasirharjo Realisasikan Program Setengah Miliar Masker Dari Kemendes PDTT

Lebih lanjut, Woro menjelaskan, bahwa inovasi kartu pintar A BISMO ini agar memberikan dampak yang lebih luas, maka, kata dia, perlu disosialisasikan ke semua pihak. Sehingga, tidak hanya dilingkungan kesehatan aja, masyarakat juga turut ambil bagian dalam pencegahan mutasi kuman.

“Sejak diresmikan pak bupati pada (28/8) lalu, inovasi ini langsung kita sosialisasikan keseluruh lingkungan fasilitas kesehatan (faskes). Baik pada rumah sakit fakes dibawah pemerintah, maupun swasta,” tambahnya.

Kemudian Woro menegaskan, bahwa pemerintah daerah juga terus berupaya memberikan yang terbaik kepada masyarakat, seperti bentuk inovasi yang dimunculkan ini guna memberikan pelayanan yang optimal.

“Dengan sistem ini saya harap masyarakat jugahttps://60dtk.com/pemdes-pasirharjo-realisasikan-program-setengah-miliar-masker-dari-kemendes-pdtt/ ikut mengawasi penggunaan antibiotik. Selain dapat menurunkan angka resistensi, juga mencegah dampak negatif penggunaan antibiotik jangka panjang,” pungkas direktur RSUD Ngudi Waluyo. (adv)

 

 

 

Pewarta: Achmad Zunaidi

Pos terkait